Sedari kecil dulu, salah satu hobiku adalah bermain game. Bapak Ibu selalu update mengenai gadget game terkeren saat itu, di mana jaman awal game SEGA keluar, Bapak Ibu langsung membelikan game tersebut. Saat zaman mulai berganti, VCOM-lah game yang sedang update. Tidak lama sampai Bapak Ibu membelikan game itu juga. Sampai jaman playstation-pun mereka juga tidak segang untuk membelikannya.
Ada beberapa peraturan di rumah selama bermain game. Salah satunya adalah hanya boleh bermain hari Sabtu-Minggu saja. Jadi, selain di hari tersebut stick game-nya akan disembunyikan oleh Bapak Ibu. Btw, kalau nulis Bapak Ibu kepanjangan deh, coba kita singkat jadi Babu ya. Waduh kok jadi kayak pembantu hehehe. Yaudah gapapa tulis panjang aja jadi Bapak Ibu. Ohya, memikirkan peraturan main game sabtu-minggu itu aku jadi membayangkan seharusnya aku juga membatasi membuka sosial media (twitter, instagram, facebook, dll) hari Sabtu Minggu saja ya. Pasti hal itu akan jauh leboih efektif. Peraturan lainnya adalah aku dan masku baru akan dibelikan game baru ketika masing-masing kami bisa mendapatkan peringkat terbaik. Bagi masku, hal ini adalah hal yang cukup berat. Saat kelas 1 dan 2 SD masku selalu menyabet peringkat 1 dan 2 di kelas. Tapi, semenjak kelas 3 SD masku bahkan terlempar jauh dari peringkat 5 besar. Jadi, saat itu kami kelas 5 SD, jamannya playstation muncul. Seperti biasa mamaku menyemangati untuk mendapat peringkat terbaik dan akan mendapat hadiah playstation. Baru berjalan UTS, masku sudah merengek dan berjanji akan mendapat peringkat 1 karena nilainya bagus-bagus. Ibuku yang polos dan gampang tidak tega, akhirnya percaya saja dan meskipun belum pengumuman rapot peringkat, kami dibelikan PS. Jadilah sejak kami punya PS masku tidak pernah belajar lagi, endingnya saat itu aku berhasil mendapatkan peringkat terbaik, sedangkan masku "hanya" mendapat peringkat 8 di kelasnya karena di sisa waktu setelah UTS masku full bermain game terus. Hahahahaha
Selain Sega, Vcom, dan PS, banyak sekali game yang aku mainkan. Apalagi sejak game-game banyak berpindah ke PC, mulai dari point blank, counter strike, PES, FIFA, dan lain-lain. Tapi, sejak SMA aku tidak lagi antusias bermain game. Aku benar-benar jarang sekali bermain game. Kebiasaan itu juga terbawa sampai kuliah. Menginjak semester 3 di perkuliahan, banyak game seru baru bermunculan seperti mobile legend, pubg, freefire, rule of survival, dan lain-lain. Aku pun tidak bergeming. Di saat teman-teman 1 kostanku bermain game bersama, aku selalu hanya menjadi spectator saja. Atau barangkali aku lebih fokus mendesain video/foto.
Hingga akhirnya di semester 5 aku iseng men-download PUBG dan ternyata aku mulai kecanduan sejak itu. Untungnya aku masih bisa mengontrolnya dan paling sekarang juga main Sabtu-Minggu saja. Bahkan demi pubg, saat itu aku rela mengganti layar hp ku yang rusak senilai 915.000 dengan menjual salah satu kamera kesayanganku terlebih dulu hahahaha akhirnya layarnya rusak lagi sodara-sodara, tapi kali ini dibiarkan sajalah. Dan menurutku, sisi positif PUBG bisa menjalin silaturahmi. Karena PUBG aku jadi berkomunikasi dengan Darwan by phone juga by game hahahaa. Karena PUBG aku juga bisa seru-seruan bareng teman-temanku di mana pun mereka berada, Suwon PUBG