Selasa, 17 Desember 2019

Samid Adityo

Diambil ketika foto kelas SMT 6
Kalau sebelumnya ada Darwanti Tarigon, maka sekarang ada Samid Adityo. Seorang sahabat yang baru saya benar-benar kenal 2 tahun ke belakang. Berbeda dengan Darwan yang cukup melankolis dan menurut saya sangat klop dengan saya, Samid adalah tipikal laki-laki dewasa yang tidak ingin ambil pusing dengan segala hal.

Saya mengenal Samid pertama karena dia adalah teman kelas dari Akmal. Selain mengetahui karena dia dari Surabaya, selebihnya saya tidak tahu banyak. Mungkin yang saya tahu juga, karena kegantengannya dia cukup menarik banyak perempuan, termasuk salah satunya Elda pernah titip salam untuk Samid lewat Akmal. Bodohnya, sejak mengenal Samid, dia ternyata tidak menyadari banyak yang menyukainya, atau dia tidak ingin tahu saja barangkali.

Saya baru dekat dengan Samid ketika semester 6 kami sekelas. Sejak itu, setiap pulang kuliah saya selalu nebeng motor Samid sampai kostan. Sering kali juga ketika di kelas kami duduk bersebelahan, terutama matkul PPnBM, sampai oleh Pak Tom karena kami suka mengobrol, kami dicap slengekan. Haha.

Ternyata takdir juga menyatukan ketika semasa bekerja. Ketika OJT kami sama-sama ditempatkan di Jakarta Timur sehingga kami mencari kost bersama. Pindah definitif pun kamu berada di satu kantor, dan kami pindah di satu kostan baru yang sama lagi.

Hal yang saya suka dari Dimas adalah karena dia bisa dewasa dengan caranya sendiri. Bisa diajak serius tapi juga sangat seru diajak bercanda. Dia bisa menempatkan diri di setiap tempat dia berada. Mungkin yang membawa kami dekat juga salah satunya banyak kesamaan pola pikir yang ada pada diri kami, walau kadang banyak perbedaan juga hahaha.

Jumat, 13 Desember 2019

Darwanti Tarigon

Ku kira anak ini lemah lembut dan tipikal yang mengikuti aliran air tanpa ada daya juang. Tapi, berteman dekat dengannya selama lebih dari 3 tahun kesan pertama itu berubah.

Event 1

Kesan awal ketika kali pertama bertemu dengannya di acara Startax Futsal League. Sebuah acara kepanitiaan liga angkatan 2015. Saat rapat pembentukan panitia di warmino, Shobibur mengajukan nama Darwan sebagai kabid konsumsi (karena sebelumnya Darwan menjadi sie. konsumsi di acara Pekma). Sebenarnya aku juga tidak tahu kenapa saat itu kabid konsumsi dipercayakan kepada laki-laki, karena pada umumnya konsumsi mahir ditangani oleh perempuan. Setelah itu kami bertemu di rapat pertama. Tapi, yang aku kagumi dari Darwanti adalah salah 2 atau bahkan satu-satunya dari banyak kabid yang mempersiapkan acara ini dengan sangat niat. Padahal, saat itu aku dan Darwan belum terlalu saling mengenal. Setelah SFL itu tidak ada lagi kontak dengan Darwan. Selamat tingkat 1 pun kami tidak lagi saling chat untuk keperluan apapun itu. Berada di satu kepanitiaan Ministry Goes To Campus 2015 pun aku tidak tahu kalau dia juga merupakan salah satu staf anggotanya.

Event 2

Sebenarnya aku sangat nyaman berada bersama 1 kelasku di tingkat pertama. Aku sudah merasa kompak dan menyatu dengan mereka. Tapi, lagi-lagi naik kelas, naik semester, berarti perpisahan dengan teman kelas skrg untuk bertemu dengan teman kelas yang baru.

Salah satu teman kelas yang baru itu adalah Darwan. Pernah suatu waktu aku duduk sebangku dengan Darwan, aku merasa berkembang karena Darwan tipikal yang suka bertanya, jadinya kalau ada materi yang tidak jelas kita saling sharing dan berdiskusi. Oh iya, Darwan ini saat kami sekelas adalah peraih peringkat pertama.

Awalnya, aku pikir dia anak yang rajin dan sering belajar, bukan cerdas. Karena kalau di kelas dia kebanyakan bertanya. Tetapi, setelah mengenalnya beberapa saat apalagi setelah seringkali belajar bareng + lomba bareng tampaknya pandanganku berubah 180 derajat. Dia anak yang cerdas, bukan rajin.

Event 3

UTS semester 4. Walaupun berada di bawah ranking Darwan, tetap saja dia selalu mengajak belajar bersama, minta diajari instead of ngajari. Kenapa? Ya karena dia makhluk SKS banget. Makanya pandangan tentang Darwan yang rajin dan sering belajar berubah jadi ternyata Darwan cerdas. Gampang mengerti materi di saat-saat krusial. Belajar stengah mati sebelum ujian. Untungnya saat itu kami belajar bertiga bersama master Umeir. Berbeda dengan Darwan, Umeir "hanya" jenius. Kalau Darwan belajar setengah mati di detik-detik krusial dan mampu memahami semua materi hingga selalu dapat nilai bagus, Umeir berbeda. Umeir terlahir dengan otak yang super jenius. Sekali melihat dosen menjelaskan, dia akan selalu ingat tanpa perlu belajar lagi. Malah... kadang dia bisa paham materi yang belum dipelajari dengan menyambungkan semua teori serta rumus yang ada di kepalanya. Kuncinya, Umeir selalu memperhatikan dosen menerangkan, tetapi saat di luar kelas dia lebih suka nonton Anime.

Kebersamaan kami yang suka belajar bersama itu berlanjut dengan aku mendaftarkan nama kami di kompetisi pajak internal STAN. Tanpa izin mereka, aku mendaftarkan ketiga nama tersebut. Tapi, beberapa hari setelahnya ternyata mereka pun antusias dan itu membuatku antusias juga.

Tibalah saat hari di mana Puspa Tax Competition I dilaksanakan. Di babak pertama pilihan ganda. kami berhasil melaju mulus peringkat 6 dari 30 peserta. di babak pertama ini, 15 tim lain gugur, jadi di babak 2 hanya ada 15 tim yang tersisa. Di babak kedua, lomba yang diujikan adalah dasar hukum. Di mana kami di suruh mengisi titik-titik yang dihilangkan dari kalimat undang-undang serta kami diminta menyebutkan dasar hukum undang-undang yg dimaksud. Kami kalah telak ðŸ˜‚  dari 15 tim tersisa, kami peringkat 15. Di lomba-lomba selanjutnya, bahkan sampai berhasil memenangi kompetisi nasional, babak yang selalu menjadi titik lemah kami adalah babak mengenai undang-undang dan dasar hukum, selalu saja itu yang menjadi batu ganjalan kami.

Event 4

Iya, sejak UTS itu kami jadi semakin dekat ditambah kami berlibur bersama ke 3 negara (Malaysia, Singapore, Thailand) jadinya aku merasa sangat "klik" dengan Darwan. Tapi, sedihnya adalah kenaikan kelas, kenaikan semester berarti perpisahan juga. Dan kali ini kami tidak lagi berada di kelas yang sama.

Tapi, kami masih sering mampir kost masing-masing. Dan juga kami masih menjalani bisnis bersama hehehe. Kami pernah berjualan aqua di kampus. Kami berangkat ke kampus jam 5 pagi mengantarkan aqua di tiap gedung. Lalu sorenya kembali lagi untuk mengambil untung. Total, kami bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp. 24.000 x 8 dus aqua x 5 hari per minggu. Sampai akhirnya suatu ketika banyak yang mengikuti gaya jualan kami dan kampus melarang untuk berjualan lagi. Yang lain sih mematuhi aturan tersebut, aku dan Darwan selaku inisiator sih tidak peduli. Tapi, itu berlaku sampai akhirnya di suatu pagi satpam-satpam memunguti aqua kami wwkwk dan sejak itu kami berhenti berjualan aqua. Pernah juga aku dan Darwan berjualan buku STAN, berjualan danus gorengan, berjualan apa lagi ya

Event 5

Lomba. Bersama Umeir juga, mungkin ada sekitar 6 lomba yang kami ikuti. 4 lomba tingkat nasional dan 2 lomba tingkat STAN. peringkat 15 Puspa Tax Competition I, peringkat 4 Tax Planning Competition 2018, peringkat 2 Tax Competition UI 2017, peringkat 1 Puspa Tax Competition II, peringkat 5 National Economic Debate Competition 2018, serta peringkat 6 Tax Planning Competition 2019.


cerita perpisahan

Kumpulan foto dan momen

Disclaimer : Sebenarnya tulisan ini ada di draft sejak 1 Oktober 2018. Tapi baru dilanjutkan 30 April 2019, lalu berhenti di event 5.

Lalu, di post 13 Desember 2019. Disambung nanti ketika laptop sudah lancar jaya di darat laut dan udara