"Have you ever loved something so much, but then someday you wake up and decide to stop loving it. And another day you realize that it was wrong decision. But, it's all too late...."
-----
Semua cerita ini dimulai ketika aku memasuki SMPN 1 Singosari. Kebetulan saat masa orientasi siswa dipertunjukkan sebuah pertandingan basket. Acara itu tidak lain adalah untuk menarik minat siswa untuk mendaftar dalam tim basket sekolah. Awalnya, aku berfikir akan keren jika aku bisa menjadi bagian dari tim basket sekolah.
Suatu ketika, aku dan sahabatku, Adi, sedang berjalan keluar sekolah begitu bel pulang sekolah berbunyi, tiba-tiba dia bertanya.
"Awakmu melok ekskul basket a Vick? (Kamu ikut ekskul basket Vick?)", tanya dia ketika kami hendak memasuki angkot yang membawa kami pulang.
"Rencana e ngono seh. Sek ragu, tapi kepingin. (Rencananya begitu sih. Masih ragu, tapi kepingin)", kataku mengikuti Adi masuk ke angkot LA.
Adi mengeluarkan beberapa lembar uang kertas untuk menyiapkan ongkos angkot, "Jarene Pak Slamet(guru OR) latihan e mulai engkok sore. Melok a? (Kata Pak Slamet latihannya mulai nanti sore. Kamu ikut?)", lanjtunya.
"Lho, iyo a? Awakmu melok? Ayo melok! (Lho, iya ta? Kamu ikut? Ayo iku)", Kataku kepadanya.
Dia membalas dengan anggukan. Tidak berapa lama kemudian, dia turun dan menyalamiku. Kami berpisah.
-----
Pukul 2 siang aku mencoba menelpon Adi, tetapi tidak ada jawaban. Aku ingin memastikan apakah dia ikut atau tidak. Aku menelepon lagi tetap tidak ada jawaban. Akhirnya, aku berinisiatif untuk tetap berangkat meskipun tanpa Adi.
Di sini lah semuanya di mulai... di sebuah lapangan basket penuh kenangan.
Ternyata ketika aku sampai sudah banyak orang yang telah hadir. Aku rasa mereka semua rata-rata adalah siswa kelas 7. Ada sekitar 30-40 orang di lapangan basket ini. Hari Selasa itu. Sore itu. Awal cerita ini dimulai.
Setelah beberapa saat, ternyata Adi juga datang. Akhirnya kami berlatih bersama dengan dibimbing oleh pak Mar dan beberapa siswa kelas 8 dan kelas 9. Pak Mar bukanlah pelatih basket SMPN 1 Singosari. Beliau hanya guru penanggung jawab. Namun, karena pelatih basket berhalangan hadir akhirnya beliau yang menggantikan.
Seperti pada semua olah raga. Kami pertama diajakan teknik dasar yaitu dribbling dan passing. Beberapa temanku telah mencuri perhatian Pak Mar dan Kakak kelas. Namun, aku tidak mau kalah. Aku ingin menunjukkan meski aku belum pernah bermain basket sebelumnya. Aku juga berbakat.
Tak terasa 2 jam kemudian, latihan usai. Kami semua pulang ke rumah masing-masing. Dan latihan selanjutnya adalah Kamis besok.
-----
Ketika hari Kamis datang, sayang sekali aku juga ada latihan sepak bola di SSB Lawang. Kebetulan juga saat itu aku masih mengikuti sekolah sepak bola. Aku jadi tidak bisa latihan. Namun, aku tetap menanyakan perkembangan latihannya pada Adi. Dia mengatakan bahwa tadi sore ada pemilihan tim basket kelas 7 yang terdiri dari 5 orang. Hah? Secepat ini? Pikirku saat itu. Yang diujikan adalah teknik back to papa! Itu adalah teknik bermain basket dengan memantulkan bola ke papan ring dan kemudian kita melakukan tip in! Aku baru mengerti istilah ini ketika aku berada di kelas 9.
Keesokan harinya di sekolah sudah ramai akan pemilihan tim basket ini. Aku sungguh kecewa tidak bisa ikut. Saat itu, entah karena aku belum mencintai basket sepenuhnya atau memang karena aku sudah mempunya kesibukan sendiri dengan SSB Lawang. Akhirnya, aku memutuskan untuk keluar dari ekskul basket.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar