Melihat dblindonesia.com setiap hari.
Membaca peraturan DBL yang setiap tahun diupdate.
Mempelajari tiap detail peraturan sehingga sudah tidak kaget lagi saat sudah benar-benar di DBL.
Rela mengayuh sepeda sejauh 20kilometer PP rumah-smanti, smanti-rumah, agar memenuhi satu tujuan: kuat bermain 4 kuarter (tapi kenyataannya main 1 kuarter saja sudah bahagia)
Membordir jersey polos dengan tulisan "DBL All-Star Indonesia" di depan dada
Sampai kapten basket sebelumnya bertanya "wee.. gawe motivasi a iku?"
Setiap hari latihan 1 jam di lapangan smanesi
Menjadi orang yang datang pertama kali dan pulang ketika latihan
Passing 100x perhari menggunakan bola yang diisi pasir
Shooting 100x di tempat yang berbeda tiap harinya
Menantikan hari Jumat dan basket di pagas, tempat terbaik utk berkembang
Memasukkan poin pertama saat melawan tim universitas (tapi juga poin terakhir)
Begitu senang ketika namamu akhirnya dipanggil dalam sebuah turnamen
Berada di sebuah tim yang didoktrin harus selalu menumbuhkan kekeluargaan
DBL adalah tujuan akhir, turnamen lain hanyalah batu loncatan
Menonton shotscience untuk mempelajri trik-trik basket setiap hari
Begitu iri dengan Tyo yang masih kelas 10 tapi sudah mencetak puluhan poin tiap pertandingan
Menonton tiap film yang berisi tentang basket
Bermimpi bersama Danu, menjadi yang terbaik, menjadi juara DBL dan Kejurda bersama
Dan begitu bodohnya menyerah di tahun pertama basket.
Pecundang.
You really don't know how it felt! (And also how I feel right now). Basketball ambience
Tidak ada komentar:
Posting Komentar