Pembenahan dan perubahan di sana-sini terus digalakkan pemerintah. Korupsi terus ditekan dengan adanya KPK, ICW, maupun organisasi anti korupsi lain, terlepas dari berita miring mengenai pelemahan KPK.
Semua itu benar membuahkan hasil. Banyak gratifikasi tidak lagi terjadi, yang paling kentara adalah budaya malu menerima suap. Walaupun masih ada oknum yang barangkali menerima suap dari masyarakat atau pihak ketiga, tapi di era baru dan di generasi milenial hal tersebut sangatlah tabu dan dianggap memalukan. Sebuah perubahan yang cukup signifikan dibandingkan cerita di masa-masa kelam dahulu tentang budaya korupsi yang sangat menggema.
Dewasa ini ternyata budaya korupsi tidak benar-benar hilang. Masih banyak celah yang bisa dimanfaatkan untuk korupsi. Mulai dari pemalsuan atau "pengakalan" surat perjalanan dinas kerja. Seharusnya yang kita keluarkan hanya Rp1.000.000,-. Namun, kenyataannya kita menerima reimburse hingga 2 kali lipatnya. Barangkali seperti itu. Saya jadi teringat ketika membaca buku Ganti Hati karangan Dahlan Iskan. Buku itu menceritakan tentang proses penggantian organ hati Dahlan Iskan, tetapi banyak cerita di balik layar yang di tulis di sana. Tentang seorang Dahlan Iskan yang tidak sekali pun pernah menggunakan uang negara untuk perjalanan dinas. Dia selalu menggunakan uang pribadinya. Ditambah lagi kekaguman saya pada seorang rekan di kantor yang bahkan untuk urusan terkecil pun tidak mau menggunakan ATK kantor.
Ya, memang selain pemalsuan dokumen SPD, masih seringkali ditemui korupsi hal yang paling kecil. Menggunakan ATK kantor untuk keperluan pribadi, tidak terbayang berapa juta, milyar, atau bahkan triliun dana yang bisa dihemat apabila kita bisa menggunakan ATK kantor hanya untuk kepentingan kantor. Masih banyak pegawai yang menggunakan fotocopy dan printer untuk kepentingan pribadinya dan bukan kepentingan kantor. Saya pernah suatu kali membeli staples di toko dekat kost-an, saya cukup kaget mengetahui harga staples ternyata Rp20.000,- per satu bijinya. Saya kira hanya di kisaran sepuluh ribu saja. Padahal di kantor saya staples seringkali hilang, entah di bawa pulang seorang pegawai atau hilang tergeletak di kolong meja. Tidak terbayang jika semua pegawai benar-benar terbebas dari praktik korupsi, berapa banyak uang negara yang bisa dihemat dan disalurkan untuk kemakmuran negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar