Senin, 12 Maret 2012

T.F

"Kau bisa menjadi tua, gemuk, bungkuk, lamban. Hiburanmu hanyalah pertunjukkan. Kau akan mulai sering pergi ke dokter gigi, dan menjadi sebatang kara. Namun bagi sahabatmu, kau tetap orang yang sama seperti pada masa sekolah dulu" -Marion


"Sahabatkulah yang membuat kisah hidupku, dengan berbagai cara mereka telah mengubah kekuranganku menjadi kelebihan yang mengagumkan, dan membuatku mampu berjalan dengan tenang dan bahagia dalam bayang-bayang kepedihanku." -Helen Keller

"Jarak bukanlah penghalang persahabatan yang sebenarnya. Tetapi, kurang komunikasi dan seringnya terjadi kesalah pahaman itu yang merupakan penghalang persahabatan." -Vicko




Virya

Yah lucu juga memikirkan apa yang telah saya lakukan selama beberapa tahun ini. Di tahun pertama saya bersekolah di SMP 1. Saya mendapat beberapa kenalan. Awalnya, saya sangat dekat sekali dengan teman saya yang bernama Virya. Menurut saya, dia enak diajak ngomong. Dia sangat humoris. Namun, ke-humoris-an itu lain daripada yang lain. Tidak seperti kebanyakan orang yang juga bersifat humoris (termasuk 2 sahabat saya yang lainnya yang akan saya ceritakan nanti), Virya mampu membuat orang disekitarnya ikut bersifat humoris. Jadi, selama saya berteman dengan dia, saya mampu membuat lawakan-lawakan yang mampu diterima oleh orang lain. Padahal percaya atau tidak, awalnya saya sangat tidak ingin berteman dengan Virya. Dia adalah anak yang tidak pikir panjang. Melontarkan kata yang ada di pikirannya. Terutama ketika dia menuduh saya menyebarkan virus ke komputer sekolah(lucu banget yah?-_-). Namun, karena memliki kesamaan pola pikir. Akhirnya kami dekat dan sering jalan ke mana-mana bareng.

Dana


Beda Lingga, beda pula Dana. Dana juga merupakan anak yang sangat humoris. Sayangnya, dia terkesan kekanak-kanakan tidak memiliki pola pikir maju. Maksud saya, terkadang dia memikirkan hal yang tidak perlu dipikirkan. Dan suka menyalahkan orang lain. Dalam buku Adam Khoo, mungkin kalian bisa menemukan apa yang salah dari Dana. Awal kedekatan kami karena Lingga suka bermain ke rumah Dana. Akhirnya, saya juga ikut terseret dalam pergaulan rumah-rumahan mereka. Yah, sampai saat ini(saat saya menulis) saya memiliki harapan besar supaya Dana mampu berubah menjadi orang yang lebih dewasa dan memiliki diri dalam mode pemenang. Dana orangnya asyik. Tapi, kadang nyebelin satu kelas. Bayangkan kalau dia mampu berubah lebih baik, dia menjadi orang yang asyik yang selalu membuat senang satu kelas dan orang lain. Perfect kan?

Rio Saga Wandoyo


Ini dia yang pernah saya ceritakan dalam posting sebelumnya. Bisa dibilang, Rio adalah orang yang paling dewasa diantara kami ber-4. Dia jarang marah dan selalu mendukung orang lain. Ini yang merupakan sifat buruknya. Memang baik mendukung orang lain, tetapi sering kali walaupun perbuatan kurang baik, Rio mendukungnya. Pernah suatu kali di tahun kedua, saya dengan Rio debat masalah sikap Dana. Rio selalu bersikap seperti mendukung sifat Dana yang ceroboh dan teledor. Mungkin bukan mendukung, tapi memaklumi. Saat itu mungkin Dana sudah kelewat batas, dan saya marah ke dia. Anehnya Rio malah membela Dana. Yah, Rio memang terlalu baik sampai-sampai dia tidak tau kapan harus jadi baik kapan harus jadi terlihat tegas. Selain hal itu, ada juga sifat Rio yang sangat baik, dia selalu mau menjadi tameng T.F. Maksud saya, dia anaknya bertanggung jawab. Jika ada masalah dia yang menghadapinya.

Hal lain tentang T.F ada di posting-posting sebelumnya. Saya sudah terlalu kangen sama masa-masa T.F :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar