Minggu, 08 April 2012

Copy Paste

Kita tidak bisa mengetahui masa depan yang akan terjadi, bukan? Kita juga tidak akan tahu apa yang akan Tuhan lakukan pada kita, begitu kita mengenal satu sama lain. Tapi, saat itu aku tahu satu hal yang juga kamu ketahui, kita berada pada satu sekolah! Entah apakah kamu juga murid pemalu sepertiku atau bukan. Saat itu, aku memasuki ruangan TIK di sekolah kita. Aku tidak melihatmu, mungkin karena kita tidak tahu satu sama lain sehingga ada dinding pembatas di antara kita. Ketika guru menjelaskan tentang materi matrikulasi, aku bersenang-senang membuka akun friendster-ku, aku tidak mendengarkan guru itu. Bahkan, mungkin guru itu terlalu berbicara bertele-tele dan menyebabkan se-isi ruangan asyik sendiri dengan komputer di hadapannya.

Aku sungguh malas begitu guru itu berhenti berbicara dan mulai menuliskan berbagai hal di papan tulis. Mau tidak mau aku harus memperhatikan guru itu dan mengikuti apa yang diperintahnya. Ternyata, dia hanya menyuruh kita mencari artikel dengan tema "satelit wajan". Cukup lucu bagiku, mengingat itu adalah hal yang termudah yang bisa aku lakukan. Aku tidak perlu susah-susah membaca artikelnya. Tinggal aku copy, kemudian paste. Dan jadilah tugas pertamaku!

Tiba-tiba ada suara datang dari samping kiriku, aku memutar kepala dan menghadap arah datangnya suara itu. Seketika seperti mataku mulai terbuka, dinding pembatas mulai luntur, dan aku berhasil melihat kamu. Kamu masih ingat? Saat itu kamu bertanya bagaimana cara meng-copy paste artikel itu. Di saat aku menulis ini, aku tertawa mengingat hal itu. Dengan nada sok tahu, aku menjelaskan padamu bagaimana caranya. Tetapi, kamu malah mengomel. Mungkin kamu mengomel gara-gara nada sok tahuku.

Meskipun aku berbicara padamu saat itu, aku tidak mengenalmu. Bahkan, kamu tidak mengucapkan namamu sebelum kamu bertanya padaku. Pertemuan pertama kita saat itu, aku tidak memikirkan hal itu sebagai pertemuan yang spesial. Tetapi, saat ini siapa yang tahu bahwa hari itu adalah hari yang spesial bagiku? Kamu pasti bingung membacanya.

Setelah pertemuan pertama itu. Dinding pembatas kembali muncul di sekitarku. Aku tidak bisa melihatmu. Aku juga tidak tahu kalau ternyata kelasmu ada di samping kelasku. Yang aku tahu, aku pernah bertemu perempuan berjilbab di ruang TIK dan lucunya dia tidak tahu bagaimana cara meng-copy paste.

Hari-hari berlalu, ketika sekolah memutuskan untuk mengacak setiap kelas. Lagi-lagi, siapa yang tahu bahwa ternyata kamu berada satu kelas denganku? Tetapi, dinding pembatas sepertinya masih menghalangiku. Aku hanya mengetahui bahwa kamu adalah teman kelasku. Aku juga bingung siapa namamu. Ketika aku bertanya pada temanku siapa nama perempuan berjilbab di kelas. Dia juga tidak tahu, dia berkata bahwa dia bingung karena banyak sekali perempuan berjilbab di kelas. Baru saat kamu memperkenalkan dirimu di depan kelas, aku tahu siapa namamu. Saat itu juga, dinding pembatas mulai menghilang. Sekarang ada 3 hal yang ketahui. Yang pertama, aku tahu bahwa kita berada pada satu sekolah. Yang kedua, aku tahu bahwa kita berada pada kelas yang sama. Yang ketiga, aku tahu siapa namamu.

Lama-kelamaan dinding itu benar-benar hilang. Malah, kita tidak pernah sungkan meminta bantuan satu-sama lain. Dan sampai sekarang, sampai 3 tahun kita berada pada satu sekolah yang sama. Dinding itu berubah menjadi sebuah benteng kokoh persahabatan kita! Persahabatan yang lucu. Karena semua itu bermula dari ketidak tahuan-mu tentang cara meng-copy paste.

Untukmu,
Sahabat yang tidak tahu cara meng-copy paste

Tidak ada komentar:

Posting Komentar