Sabtu, 19 Januari 2013

Cita-cita Terkadang Berubah...

Assalamu'alaikum wr. wb.

Tahu apa cita-cita terbesarku saat smp? ;;;)
Menjadi atlet basket dan berlaga di pelajar terbesar se-Indonesia. DBL.

Dan inilah ceritanya......

Awalnya, aku memasuki dunia basket saat aku berada di kelas 1 smp. Saat itu aku mengikuti ekskul basket, dan hanya 1 kali pertemuan. Aku mengundurkan diri. 1 semester kemudian, aku kembali mengikuti ekskul ini. Namun, tetap sama saja. Hanya kali ini aku mengundurkan diri setelah 2 kali pertemuan.

----

2 tahun kemudian.
Ayahku membelikanku sepasang sepatu basket dan sebuah bola keluaran DBL. Aku sungguh senang. Kali ini aku kembali bersemangat memasuki dunia basket. Bedanya, saat ini aku benar-benar serius dan hendak menekuninya. Classmeeting di sekolahku menjadi awal dari kiprahku di dunia basket. Dengan menjuarainya bersama kelasku, aku semakin memntapkan diri bahwa basket memang duniaku. Apalagi setelah aku meraih juara 3 lomba basket se-malang raya di smk pgri Singosari. Padahal, itu baru 3 bulan aku mengikuti ekskul basket. Dan bangganya, aku berhasil masuk dalam starting five di sekolahku.

Di akhir kelas 9 setelah ujian Nasional. Aku kembali memperoleh kesempatan untuk mengikuti sebuah turnamen basket di smarihasta. Sayangnya, grafik permainanku naik turun. Tapi, aku tetap senang karena mendapatkan juara 3 lagi. Selepas turnamen ini, aku mengikuti sebuah camp basket yang diadakan di smanti. Dan dari sinilah semangat untuk menjadi skuad DBL All-star ku terbentuk. Aku bertemu pemain-pemain hebat dari smp lain, yang memang dari awal sangat aku kagumi permainan mereka. Ada Satrio Pamungkas, Arsha Maulana, Farhan Ula dari SMPN 1 Malang. Ada juga Ifan dan Marga yang masing-masing dari smpn 8 Malang dan mtsn 1 Malang.

----

Alhamdulillah saat SMA aku berhasil masuk ke smanti, sekolah yang sangat aku idam-idamkan karena permainan basket mereka yang bagus. Lagi, di sini aku berada di 1 sekolah dengan pemain-pemain tadi. Tentu saja aku semakin bersemangat. Saat latihan dimulai, aku menyadari bahwa kemampuanku masih berada di bawah mereka semua. Sempat putus asa, tetapi aku tidak mau kalah dengan rasa putus asa itu :D Aku membangkitkan semangat dari dalam diri dan tetap latihan serius. Jadwal latihan di sekolah adalah Selasa, Kamis, Sabtu. Biasanya, aku menambah latihan di Pagas pada hari Jumat dan di smanesi pada hari Minggu. Yang aku pelajari di setiap sesi latihan, selalu sama. Teknik dasar fundamental. Kata coach Wahyu, latihan dasar sangat penting. Di turnamen pertama, dari semua siswa kelas 10. Hanya Satrio yang terpilih untuk ikut turnamen tersebut. Di turnamen kedua, kali ini ditambah Marga dan Arsha. Baru di turnamen berikutnya Ifan dan aku menyusul mereka. Permainanku sendiri tidak bagus, aku tidak bisa santai. Tetapi, semangat untuk bisa berlaga di DBL tidak menyurutkan niatku berkiprah di dunia basket ini.

----

Rapot telah dibagi. Aku tidak bisa mencapai target pertamaku di SMA. Ya, karena berbagai hal. Latihan di sekolah masih digelar saat liburan. Nah, saat liburan ini menjadi titik puncak frustasiku. Dunno. Hanya saja aku merasa aku belum bisa menyamai individual skill dari teman-temanku. Mungkin di semester ini aku bisa mengejar ketertinggalanku di dunia basket. Hanya aku harus latihan lebih keras dan keras lagi. Masalahnya, yang aku kejar bukan hanya tentang basket. Namun, juga pelajaran akademis yang sempat aku tinggal. Dengan pelbagai pertimbangan. FYI, sbeelum itu diadakan classmeeting yang terdiri dari voli, futsal, dan bulu tangkis. Dan dari sinilah ide untuk pindah ke habitat lamaku, persepakbolaan muncul.

----

Aku sudah ikut SBB sejak kecil. Sejak kelas 1 sd aku sudah berada di SSB. dan selamat 8 tahun aku bertahan di sepak bola. Di SSB Lawang. SSB yang membesarkan namaku di persepakbolaan Malang. Aku mengakhiri dunia sepak bola saat berada di kelas 8 akhir smp. Dan setelah itu aku masuk ke dunia basket.

----

Kali ini aku berfikir. Kalau aku ingin menyaingi teman-temanku di tim basket aku harus berlatih lebih keras, plus ditambah belajar lebih keras. Jadi semuanya harus lebih lebih lebih keras. Kalaupun nantinya tidak sesuai harapan, mungkin aku masih bisa berlaga di DBL walaupun hanya sebagai timnas (tim pemanasan). Dan aku bosan jika hanya melihat dari pinggir lapangan.
Sekarang, aku sedikit berfikir berbeda. Aku membayangkan jika aku ikut ekskul futsal di semester 2 ini. Aku sudah punya dasar bermain sepak bola. Walaupun sudah 2 tahun tidak berlatih, aku yakin tidak membutuh waktu yang lama untuk memproleh ball-feeling lagi. Ditambah, aku mungkin memiliki kesempatan bermain di lapangan. Ini menjaid bahan pertimbanganku.

----

Akhirnya, dengan berdoa dan izin orang tua aku mengikuti seleksi tim futsal di sman 3 Malang. Namun, sudah masuk ke seleksi tahap 1. Aku masih belum mengatakan kepada teman maupun pelatih basektku bahwa aku berniat mengkuti tim futsal. Seringkali aku ingin mengungkapkannya, namun ketika hendak mengungkapkannya semua terasa sulit.
Sampai pada seleksi tahap kedua yang diadakan di sekolah akan digelar. Mau tidak mau aku memaksa diriku untuk mengatakan apa yang sebenarnya dan siap menanggung apapun resikonya. Jadi setelah sholat Jum'at aku menemui pelatih basketku dan mengatakan kepada beliau
"Assalamu'alaikum Pak"
"Wa'alaikumsalam Vicko"
"Pak, saya minta izin mau ganti ekskul"
"Oh iya nggak papa"
"Maaf ya pak, terima kasih sudah melatih saya selama ini"
"Iya nggak papa"
"Terima kasih, Pak"

Yup. I'm officially not in basketball team anymore. 
Cita-cita memang terkadang berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi :-) Namun, jika kamu adalah pemimpi sejati. Kejar mimpimu sampai akhir. :-)
Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar