Rabu, 13 Februari 2013

Membangkitkan Segalanya yang Di Rasa Telah Menurun

"Sebentar ya, aku mau ke Ainun dulu...", kata Habibi, seorang teman dekatku di SMAN 3 Malang ini.
Aku kembali melanjutkan belajar Fisika dengan Ali. Terjadi keheningan di antara kami berdua. Yang tadinya kami bersenda gurau, kini kami fokus pada bacaan masing-masing, tidak heran sore ini kami akan menghadapi ulangan Fisika.

Aku mengalihkan pandanganku menuju Habibi dan Ainun. Mereka juga sedang belajar, entah belajar Fisika atau pelajaran yang lain. Mereka berdua memang sudah biasa belajar bersama di ruang perpustakaan ini. Hampir setiap pagi atau setiap ada ulangan mereka akan berjanjian dan bertemu di ruang perpustakaan untuk belajar bersama. Mereka berbeda kelas, namun kekompakan keduanya sangat bagus dan mungkin itu juga yang menjadikan mereka pasangan sekitar 2 bulan yang lalu.

Saat itu, aku sedang duduk di samping Habibi di bangku dekat lapangan basket. Suasana class meeting benar-benar meriah. Aku katakan pada Habibi dengan sedikit memaksa, bahwa dia harus segera mengungkapkan perasaannya. Aku tidak tahu kelanjutannya. Yang pasti, aku melihat mereka berdua melakukan janji kelingking dan aku sontak menyoraki mereka "Cieeeeee". Hahahahaa 20-12-2012. Momen yang sangat berkenang bagi Habibi, dan juga mungkin Ainun.

Aku dan Ali menghampiri Habibi, ternyata benar dia sedang belajar Fisika. Kehadiran kami mungkin tidak akan mengganggu mereka berdua, walaupun kami suka mengacau, aku rasa Habibi dan Ainun sudah biasa menghadapi aku dan Ali. Setelah membahas sebuah soal Fisika, kami kembali fokus pada bacaan masing-masing. Lagi-lagi aku melamun, aku hanya sempat iri bagaimana cara Habibi mengajari Ainun sebuah soal, dan juga terkadang Ainun mengajari Habibi sebuah soal yang Ainun tidak bisa.

Aku kembali mengeluarkan imajinasi gilaku. Namun, itu malah membuatku jadi tambah minder dan down. Akhirnya, aku tutup buka Fisika dan kembali mengajak Habibi dan Ali serta Ainun untuk bercanda.

Sepulangnya, aku sedikit merenung. Kalau aku minder dan down terus, apa itu yang disebut sebagai pemenang? Hahahah tentu saja tidak. Jadi, aku mengambil keputusan untuk tidak lagi minder dan juga down. Aku harus bersemangat dalam meraih apa yang aku inginkan.

Dan yang saat ini sedang aku inginkan adalah perhatian'nya', juga kebanggaan dari orang tua akan sebuah prestasi yang sudah jarang aku persembahkan.

Jadilah, seperti air yang selalu mengalir. Walupun di depannya ada batu, dia terus mencari celah untuk melewati batunya! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar