Minggu, 04 Mei 2014

Basketball Life - Epilogue

Setiap saat satu per satu memori sat aku rajin basket sampai detik terakhir aku meminta izin kaluar basket pada pak Wahyu bermunculan.

Momen-momen saat aku mengatakan "Pak, mohon maaf saya izin keluar basket boleh Pak?" terus memutar di kepalaku. Alay sih. Tapi memang begitu. Aku terus berfikir adegan berbeda. Di saat aku mengembalikan kepercayaan diri di detik-detik terakhir dan tidak jadi mengatakannya. Atau saat pak W berkata untuk menyuruhku bertahan beberapa bulan.

Namun, itu tidak mungkin terjadi....

Kenapa saat itu Pak W hanya mentakanya "Iya nggak papa Vicko."??????

***

Di sela-sela kepadatan kegiatanku, aku menonton turnamen basket di smanela berkali-kali. Menonton basket semakin membuatku bernostalgia dengan masa lalu. Saat aku sering mengikuti turnamen. Terutama sound NBA yang membuatku nostalgia. Aku sungguh rindu bermain basket.

Sempat saat itu aku latihan basket bersama anak-anak smp. Namun, permainan basketku menurun drastis. Dribbleku bolak-balik terlepas, lay-up ku formless, dan bahkan shooting ku sering kali air-ball. Shooting 3p di smanti saja aku tidak lagi sampai ke ring. 

Tidak mungkin jika aku kembali ke ekskul basket dan bisa menjadi skuad DBL dengan kemampuanku yang seperti ini. 

Aku pernah melihat temanku di smp yang ikut turnamen di smanela. Saat di smp, dia tidak ikut ekskul basket namun sering kali bermain basket. Permainannya sungguh buruk, karena memamng tidak ada yang melatih. Namun, saat di sma ini permainannya bagus sekali. Bahkan dia menjadi mesin poin di sma nya. 

Aku kembali membayangkan bahwa itu aku.

Ku kira setelah keluar basket saat itu hidupku akan membaik. Ternyata, tidak sepenuhnya benar. Walaupun menjadi tim inti, aku gagal berprestasi di futsal. Niat awal fokus ke akademis pun juga tidak bisa. Aku gagal meraih target selalu peringkat 3 besar seperti saat smp dulu.

Namun, apa aku bisa membalikkan waktu? Tidak kan. Aku hanya bisa terus berjalan maju. Dan sedikit demi sedikit berdamai dengan ingatan tentang basket itu. Ingatan yang penuh dengan kebahagiaan. Aku harus segera berdamai dengan itu.

Around here, however we don look backwards for very long. We "Keep Moving Forward" opening up new doors, doing new things, because we're curious... And curiosity keeps leading us down new paths. -Meet The Robinson 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar