Aku pertama kali melihat stop motion saat kelas 1 SMA tahun 2013. Saat itu, aku berkunjung ke rumah temanku yang bernama Aan. Dia sedang galau karena kedekatannya dengan seseorang mulai pudar dan entah kenapa si doi pergi begitu saja ninggalin Aan. Akhirnya, Aan membuat stop motion mengenai "First Hang Out" mereka yang ternyata juga menjadi last hang out mereka berdua. Di video tersebut, aku sangat kagum karena Aan membuat stop motion itu tampak sangat detail. Kebetulan saat itu dia pergi ke matos. Dia menggambarkan matos, parking area, elevator, hingga hal-hal kecil lain dengan sangat detail. Aku begitu kagum karenanya. Itulah saat kali pertama aku melihat stop motion. Hanya saja, aku belum tahu kalau video tersebut bernama stop motion.
Saat gelaran Putra-Putri Bhawikarsu, salah satu event akbar di sekolahku yang mencari duta sekolah, aku terinpirasi dari Aan untuk membuat stop motion, Sayangnya, saat itu stop motion ku benar-benar jelek dan bahkan mungkin tidak bisa disebut stop motion hahaha.
Sejak itu, aku tidak pernah lagi membuat stop motion. Namun, aku tetap aktif dalam dunia video editting. Saat itu juga, aku beberapa kali membuat video lipsing yang menurutku sangat keren pada waktu itu wkwk. Tidak hanya video lipsing, aku juga membuat video highlight futsal dari kelasku. Aku sangat menyukai video editting, walaupun aku benar-benar amatiran.
Di penghujung tahun 2014. Lingga, sahabatku, dan teman-temannya dari Bandung mampir ke rumahku. Mereka bermalam beberapa hari dan menikmati indahnya kota Malang di Bumi Arema. Kebetulan juga, saat itu Lingga dan pacarnya akan merayakan hari jadinya yang ke-8 bulan. Lingga meminta bantuanku untuk membuatkan video slide foto dia dengan pacarnya, aku cukup antusias untuk mengerjakan project ini. Mengetahui bahwa di situ ada teman-teman Lingga (yang tentunya aku harapkan mereka kagum dengan kemampuan video editting ku, padahal cupu wkwkwk). Begitu video jadi, respon teman-teman Lingga mengatakan bahwa videonya tidak mengena sama sekali. Videonya biasa-biasa saja. Jleb. Jleb. Jleb. Bagai disambar petir (alay) aku kecewa. Salah satu temannya, yang aku ingat namanya Agustiar, menyarankan untuk bikin stop motion saja. Tapi, Lingga berdalih kalau waktunya udah mepet mana mungkin bikin stop motion. Diam-diam aku bertanya... Apa itu stop motion?
Sampai akhirnya, beberapa hari kemudian Lingga dan teman-temannya pulang. Aku langsung search youtube dan mencari tahu apasih stop motion itu? Pencarianku berujung pada sebuah video yang sangat membuatku kagum. Di mana ternyata stop motion, bisa menggerakkan kertas tanpa ada yang menggerakkannya. Dalam video tersebut, anak kelas 1 smp mengungkapkan cintanya ke mantan pacarnya. Aku mengomentari videot tersebut, "Bagus banget kak!! Gimana cara bikinnya?"
Tidak sampai di situ saja, aku menonton semua video stop motion yang ada di youtube. Sampai aku berhenti pada sebuah video yang benar-benar membuatku tertegun. Aneh sekali, tangan manusia bisa menggerakkan sebuah tulisan. Bagaimana cara membuatnya? Aku semakin penasaran. (Terakhir, aku mengetahui ternyata teknik yang digunakan orang tersebut adalah whiteboard stop motion). Begitu melihat banyaknya video stop motion yang bagus. Aku memutuskan untuk dalam waktu dekat mencoba untuk membuat video stop motion. Hanya saja, aku belum menemukan semangat dan hasrat untuk membuat konsep dan propertinya.
Hasrat tersebut baru muncul ketika aku mulai dekat dengan salah seorang adik kelasku. Sebentar lagi dia akan ulang tahun dan aku berniat untuk membuatkannya video stop motion. Mulailah aku kembali melihat-lihat video stop motion di youtube dan mencari konsep yang cukup bagus untuk video stop motion pertamaku ini. Setelah memilah-milah konsep, akhirnya aku menemukan konsep yang cocok untuk video ini.
Aku mulai menggambar, mewarnai, menggunting dan menempel untuk properti stop motion. Aku bekerja semalaman mulai ba'da isya' hingga pukul 04.00 pagi selesai mengedit video pertamaku itu yang hasilnya cukup memuaskan.
Setelah itu, aku kembali vakum dalam dunia per-stopmotion-an. Karena ribetnya membuat properti, serta rumitnya memfoto sendirian, aku tidak tertarik lagi untuk membuat stop motion. Iya, tidak tertarik lagi, sampai akhirnya dibuatlah tugas seni budaya membuat lagu dan video klipnya. Karena teman-temanku tidak mau ribet ambil video, akhirnya mereka mengusulkan untuk membuat stop motion. Aku menyetujuinya dengan syarat mereka semua membantuku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar