Sebelum kalian membaca lebih lanjut, ada baiknya aku beri prolog dan penjelasan. Jadi, setelah sekian lama tidak ngeblog dan sekarang agak aktif ngeblog lagi, bisa dibilang alhamdulullah. Alhamdulillah yang kedua adalah setelah sekian lama tidak bikin cerpen, akhirnya pingin bikin cerpen lagi. Jujur, ini cerpen terinspirasi Buku Marmut Merah Jambunya Raditya Dika, tapi versiku sendiri. Versi yang dibuat yang juga terinspirasi teman kos sebelah kamar: Daru.
***
Meskipun berada di satu sekolah. Tidak sekalipun Daru dan Afin saling berbicara. Sekedar menyapa pun tidak. Masalahnya, Daru adalah tipikal laki-laki keren pemalu, yang ga punya nyali sama sekali buat ngedeketin perempuan. Masalahnya lagi, Afin pun begitu. Walaupun cantik dan kalem, Afin ga pernah sekalipun deket sama laki-laki, pacaran aja ga pernah. Paling yang modusin Afin aja ada banyak, tapi ga ada yang jadi.
"Mal, masa sih dia itu adik SMP kita?", kata Daru bertanya pada Akmal begitu mengetahui kalau Afin pernah satu sekolah sama Daru dan Akmal waktu SMP.
"Iya Ru, gimana sih ko masa 4 tahun 1 sekolah sama dia mulai SMP sampe sekarang kelas 2 SMA ga tau kalo dia ada?", jawab Akmal menimpali kebodohan Daru
Daru mengernyitkan dahi seolah berfikir dan mencoba mengingat-ingat, "Sumpah Mal, ga ada tuh aku lihat dia pernah di SMP kita. Kita berdua kan OSIS, waktu MOS pun ga pernah ihat dia kan?"
"Yeeee, ko nya aja kali yang udah kicep sama cewek lain jadi ga lihat Afin", Akmal beranjak dari bangku kantin dan mengajak Daru kembali ke kelas
Ketika hari Sabtu tiba, Daru yang sudah menjomblo bertahun-tahun berusaha mencari cara untuk menghubungi Afin tapi tak satupun cara dapat ditemukannya. Pernah sih Daru mencoba telepon ke nomer Afin yang ternyata diangkat oleh ibunya.
"Halo? Siapa ini?", kata di seberang telepon yang langsung ditutup oleh Daru.
Hampir tiap Sabtu dia selalu begitu. Mencoba menghubungi Afin namun tidak kunjung juga direalisasikan. Begitu ada kesempatan mengobrol di telepon dan diangkat oleh Afin sendiri, Daru buru-buru nutup teleponnya. Entah apa yang menutupi mata batin Daru selama 4 tahun, tapi dia benar-benar tidak sadar kalau sebelum SMA, dia pernah juga 1 SMP dengan Afin. Baru saat SMA ini dia langsung kesengsem oleh Afin hanya karena bermodalkan stalking instagram adik kelas-adik kelas baru dan berhenti setelah dia melihat instagram Afin. "Cakep juga ya", kata Daru dalam hati.
Tibalah saat kenaikan kelas dan Daru masih belum melakukan aksi apa-apa. Dia benar-benar cemen dan tidak tahu bagaimana cara mengungkapkan perasaan atau minimal say hai kepada perempuan. Tetapi, malam itu malam yang bersejarah, dengan sedikit paksaan Akmal dan dorongan dari kekuatan dari dalam hari Daru. Daru mencoba chat line ke Afin. Kontak line Afin pun dia dapat dari coba-coba berhadiah, dia mencoba search id line Afin dengan menggunakan username instagram Afin. dan ketemu!
"Hai Assalamu'alaikum Afin, selamat hari raya idul fitri ya mohon maaf lahir dan batin", kata Daru di chat. Kebetulan saat kenaikan kelas bertepatan dengan hari raya idul fitri, jadi momentum ini dimanfaatkan oleh Daru untuk melancarkan modus ke Afin.
"Hai mohon maaf lahir batin juga. Maaf ini siapa ya?", kata Afin.
Goblok. Daru lupa memperkenalkan diri. Dia pikir dia cukup terkenal sehingga tidak perlu memperkenalkan diri. "Eh iya, maaf hehe. Aku Daru anak osis kakak kelasmu juga di smaba."
"oalah iya mas Daru hehe"
"btw Fin, mudik ke mana nih?", basa basi Daru membuka pembicaraan.
"Ke Lumajang mas hehe", jawab Afin singkat.
Nampaknya memang sulit di awal-awal pdkt ini bagi Daru. "oalah sampe kapan?"
"Gatau mas sampe kapan. orang tua cuma dapat izin cuti 2 hari." Kata Afin
Beberapa detik kemudian muncul chat baru dari Afin yang membuat Daru senang karena ditanya balik, "Mas Daru mudik?"
Widih. Baru ditanya mudik apa enggak doang Daru udah langsung girang dan screenshot chat tersebut buat nanti diceritain ke Akmal. "Wah semoga ga lama ya. Aku juga mudik Fin, tapi masih hari jumat nanti. Kakek nenekku udah gaada semua, jadi paling ke rumah saudara aja"
"mudik ke?", kata Afin
"Aku juga tinggal dari mama yang di Lumajang ini mas." tmabah Afin
"Emang kenapa mas kok semoga ga lama?", tambah Afin lagi. lama-lama gendut nih Afin kalo nambah terus.
"Tulungagung sama Blitar Fin. ke rumah saudara", kata Daru
"Ga papa Fin. Kalau ga lama dan ada waktu kan aku bisa mampir hehe", tambah Daru
"Oala iya mas", kata Afin
Daru menunggu chat tambahan dari Afin, barangkali Afin menambahkan bumbu-bumbu chat yang lain atau sekedar memberi sticker ketimbang hanya mengatakan "oala iya mas". Namun, 5 menit 10 menit 15 menit menunggu tak kunjung ada chat tambahan juga. Daru akhirnya tidak melanjutkan chat yang dia rasa tidak lagi seru itu. Dia akhirnya beranjak dari kasurnya dan mulai membuka blog. menuliskan curahan hatinya tatkala pertama kali chat dengan Afin.
Tepat seminggu kemudian, Daru, Akmal dan teman-teman kelasnya berniat mengunjungi rumah gurunya untuk halal bi halal sekalian bersilaturahmi mumpung masih suasana Ramadhan. Saat SMP Daru dan Akmal berada di kelas yang sama selama 3 tahun berturut-turut, di SMA walaupun mereka beda kelas tapi mereka masih sering ngumpul. Kedekatan mereka tidak terjadi secara begitu saja, persamaan nasib lah yang menjodohkan mereka menjadi sahabat sejati. Keduanya memiliki kisah cinta yang sama mirisnya: sama-sama ditolak terus sama cewek.
Rencana halal bi halal ke guru SMP benar terjadi dan tidak hanya sekedar wacana. Mereka sudah menetapkan tanggal 10 Juli mereka akan pergi ke rumah Bu Catur, salah satu guru kelas yang pernah mengajar mereka semasa di SMP. Niat hati mengajak seluruh anggota kelas, ternyata yang hadir hanya 3 orang. Daru, Akmal, dan Bahy yang rumahnya dekat dengan Bu Catur.
"Jadi, gimana nih yang ikut 3 orang doang?", tanya Akmal kepada Daru di chat whatsapp
"Ah gak papa. Dibikin seru aja.", jawab Daru
Setelah menutup chat line Akmal, mata Daru terfokus kepada sebuah chat di bawah nama Akmal. 'Aku kok jadi pingin mampir ke rumah Afin, ya'. Pikirnya dalam hati. Kebetulan akibat hobi stalking yang dimiliki oleh Daru, dia jadi tahu rumah Afin ada di daerah Banjararum berdekatan dengan rumah Bu Catur. Problem pertama yang muncul setelah itu adalah: Gimana cara ngomong mau ke rumah Afin? Ya kali tiba-tiba datang dan ngagetin ala-ala badut ultah kasih suprise waktu ulang tahun.
Setelah mengumpulkan keberanian, akhirnya Daru mencoba chat ke Afin.
"Assalamu'alaikum Fin"
"Wa'alaikumussalam mas Dar"
"Ohya besok rencananya aku sama temen-temenku sekelas mau ke rumah Bu Catur silaturahim sekalian kumpul lama gak ketemu. Kalo boleh sekalian mampir ke rumahmu ya?"
Setelah mengirim chat itu Daru menjadi stres. Dia menyesali keputusan chat ke Afin. Dia tiba-tiba saja mematikan hp-nya dan tidak berani membukanya. Tapi, nasi telah menjadi bubur. Kalau Afin menjawab chat dan Daru malah ilang, makin ketahuan kalau Daru cemen. Akhirnya, dengan membulatkan tekad Daru kembali menyalakan hp-nya dan seketika ada notifikasi ting tung, tanda line masuk.
"Wah rame-rame mas sama temen sekelasnya mas Daru ke sininya?"
Toeng. Si Afin salah tangkap.
"Enggak, Fin sendirian aja. Tapi kalau sama kamu boleh rame-rame ya gas lah hahaha siapa tau dapet angpau"
"Waduh kalo rame-rame aku nya yang sungkan mas. Pada ga kenal temen-temennya mas Daru soalnya."
"Hehe iya aku sendiri aja ke sananya ya?"
"Siap mas"
"Siap apa Fin?"
"iya siap nunggu mas Daru lah :D"
Sejak pertama kali chat hingga detik ini, tak satupun emoticon atau sticker line yang muncul di antara chat dari Afin. Sedangkan, chat terakhir yang dikirim oleh Afin dia tambahkan sebuah emot tertawa lebar ":D". Apakah ini pertanda bagus?
Setelah Afin pamit tidur dan undur dari chat, Daru mulai panik. Dia ga tahu harus pakai baju apa karena setahu dia baju yang dia punya gembel semua.
"Eh mas, boleh pinjem baju ga?", tanya Daru kepada kakaknya yang sibuk bermain Dota.
"Ya terserahmu", jawab kakak Daru tanpa melihat Daru karena asyik bermain Dota.
Tanpa pikir panjang, Daru mulai mengobrak-abrik isi lemari kakaknya dan menemukan sebuah polo putih baru yang masih ada tanda segelnya. Dia berinisiatif memotong segelnya dan segera menyeterikanya untuk dikenakan besok. Saat menyeterika, dia baru teringat bahwa parfum dan jamnya ketinggalan di rumah Akmal kemarin setelah mereka nginep bersama. Dia pun kembali meminjam parfum dari masnya dan mengenakan jam tangan rusak yang sudah tidak pernah dipakainya lagi. Hitung-hitung biar keren dikit lah, pikirnya.
"Ooooo.. Tuhan untuk kali ini saja. Beri aku kekuatan tuk menatap matanya. Oooo.. Tuhan untuk kali ini saja. Lancarkanlah hariku. Hariku bersamanya"
***
Lagu yang dibawakan SO7 tersebut terus terngiang-ngiang di kepala Daru. Betapa tidak, Daru tidak pernah membayangkan sama sekali bahwa sore ini dia akan ke rumah orang yang selama 1 tahun ini dia lihat dari jarak jauh saja. Daru tidak bisa berhenti memikirkan apa saja yang akan dia lakukan, apa saja yang akan dia bicarakan, bagaimana reaksi Afin ketika Daru ke rumahnya nanti.
Dari pernah berbincang dengan Akmal, hari pertama cowok ke rumah cewek selalu jadi hari yang besar dan persaipan harus matang. Itu sepertinya terjadi pada semua laki-laki di dunia wkwkwk. Daru pun begitu juga kali ini. Sejak malam hari sebelumnya, Daru sudah menyiapkan baju apa yang akan dia kenakan, jam yang mana yang akan dia pakai, hingga parfum apa yang akan dia kenakan hahaha.
Pukul 14.00 Daru mengeluarkan mobil Soluna nya dan berangkat ke rumah Bahy. Rencana awal, setelah dari rumah Bahy, mereka bertiga bersilaturrahmi ke rumah Bu Catur dan selanjutnya Daru ke rumah Afin. Selama perjalanan, Daru sudah merencanakan ingin membeli brownies sebagai oleh-olehnya yang dia bilang dari Blitar hehehe. Namun, ketika Daru sampai di Citra bakery, stock brownies sudah habis. Kata mbaknya, nanti jam 5 baru dikirim. Tapi, Daru sedikit tidak percaya karena watak orang Indonesia yang kebanyakan janj-janji belaka. Akhirnya, Daru putuskan untuk tanya Akmal dan Bahy saja nanti ketika tiba di rumah Bahy. Di tengah jalan, Daru ingat salah satu toko oleh-oleh milik Teuku Wisnu, Malang Strudel. Daru mampir sejenak ke toko tersebut, dia mencari brownies kembali. Namun, ternyata di Malang strudel stock brownies hanya kotakan kecil dan harganya pun cukup mahal.
Singkat cerita, Daru melanjutkan perjalanannya ke rumah Bahi di Banjararum. Setibanya di sana dia berbincang sebentar dengan Akmal dan Bahy sambil menunggu adzan Ashar tiba. Begitu adzan terdengar mereka bergegas dan sholat berjamaah. Setelah itu, mereka memutuskan untuk mencoba peruntungan menuju Holland Bakery di sepanjang jalan. Harapannya semoga ada stock brownies di sana, Sesampainya di sana, benar saja ada stock brownies di rak toko. Hanya saja brownies yang tersisa tinggal 1 buah. Padahal, rencana dia membeli 5 buah. (1 untuk Afin, 1 untuk Bu Catur, 1 untuk ibunya, 1 untuk Akmal dan 1 untuk Bahy). Daru memutuskan untuk membli stock brownies terakhir di Holland Bakery tersebut. dan dia juga membeli 4 buah roti dari Citra yang akan dia oleh2kan untuk ke-4 orang.
Setelah itu, mereka langsung berangkat menuju rumah Bu Catur. Sempat tersasar beberapa kali, akhirnya mereka menemukan rumah Bu Catur dan bersilaturrahim ke rumahnya. Mereka berbincang-bincang banyak hal di sana. Hingga tak terasa adzan maghrib berkumandang. Daru dan teman-temannya berpamitan lalu sholat maghrib di masjid dekat rumah Bu Catur. Sebelum sholat, Daru dan teman-temannya survey lapangan dan mencari rumah Afin (Banjararum Asri blok D-10). Ternyata benar, tidak terlalu jauh dari rumah Bu Catur dan 2 rumah di samping kirinya berwarna greentea latte wkwwkk.
Setelah menemukannya, mereka langsung menuju masjid dan sholat berjamaah. Sebelum iqomah dikumandangkan, Daru sempat chat line ke Afin dan berkata "Assalamuálaikum Fin, aku ke rumahmu habis sholat maghrib ya".
Sesudah sholat maghrib, Daru dan teman-temannya berpisah. Di sinilah semuanya dimulai. Tangan dia mulai dingin dan kakinya mulai bergetar. Alay memang, tapi itulah yang terjadi. Padahal Daru termasuk orang yang mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi. Tapi, ke rumah orang yang Daru sukai dan belum pernah akrab, sungguh membuatnya sedikit nervous. Daru pelankan laju mobilnya sembari mengurangi rasa nervous itu. Hingga mau tak mau tiba saatnya dia di rumah berwarna capuccino bernomer D-10. Daru memarkir kendaraannya di tepi dan lalu mengucapkan"Ässalamuálaikum."
Beberapa saat kemudian, pintu dibuka dan keluarlah perempuan dengan senyuman paling manis sedunia (tapi nomer 2, karena nomer 1 nya adalah ibu Daru hehehe). Dia mengatakan masuk mas Dar dengan senyuman manisnya itu. Dar kembali nervous begitu melihat wajahnya. Rencana awal dalam imajinasinya langsung masuk, Daru jadi alibi membetulkan posisi sepatunya agar rapih dan lebih lurus. Tidak lupa dia merapihkan seluruh sepatu dan sandal yang ada di rumah Afin. Dia juga ikut menyapu, ngepel, dan nyelonong ke belakang untuk cuci piring. Itung-itung menambah nilai plus di mata Afin dan keluarganya.
Begitu masuk ke rumahnya, Daru langsung duduk dan melemparkan senyumannya. Sesuai rencana awal dalam imajinasinya, kemudian dia melepaskan jaket yang dia kenakan dan membetulkan posisi jam tangannya. Sejauh ini berjalan sempurna! Afin menawarinya beberapa cmailan khas lebaran di meja ruang tamunya. Dia juga langsung menawari Daru minuman dan masuk ke dalam rumahnya. Karena nervous, Daru tidak mengeluarkan kata ajaib jayus yang biasa dia keluarkan jika ditanya ingin minum apa "Soda gembira 1 ya". Wahahaha cukup jayus, Tapi, karena saat itu dia sedikit nervous dia hanya bilang air putih saja sambil tertawa ringan. Di belakang, juga ada mama Afin. Namun, Daru tidak sempat salim karena beliau tidak keluar rumah. Afin lalu bertanya kepada Daru apa dia ingin hangat atau dingin. Daru bingung, perasaan dia hanya mentakan air putih, bukan teh. Kok ditawarin hangat atau dingin. Daru mengulangi perkataannya bahwa dia ingin air putih saja. Afin lalu mengulangi juga ingin air putih hangat atau dingin. Ooohhhh itu maksudnya. Daru katakan yang biasa saja. Afin menaruh air putih tersebut di gelas cangkir berlepek dan juga ada tutupnya wkwkwkwkw. Sudah serasa minum teh ya.
Setelah itu mereka berbincang-bincang banyak hal. Di awali dengan pertanyaan kapan pulang mudik, hingga cerita-cerita SMP dan SMA. Daru melihat jam menujukkan pukul 18:21. Padahal niatnya kembali saat adzan Isya sekalian sholat di masjid tadi ketika dia sholat magrhib dengan Akmal dan Dicky. Adzan isya pukul 18:41. Sebuah kesialan kecil ketika Daru mengetahui dia hanya bisa di rumah Afin selama 20 menit saja. Obrolan dengan Afin sungguh seru, dia sangat suka bercerita dan Daru suka mendengar ceritanya. Baru Daru ketahui belakangan, kalau memang Afin supel dan suka menceritakan banyak hal kepada orang lain. Pikirnya, pantas saja banyak orang jatuh cinta kepada Afin. Orang-orang tidak hanya jatuh cinta karena kecantikannya, tapi juga jatuh cinta pada sifatnya yang supel dan selalu ingin berusaha mengerti orang lain. Daru membayangkan andai saja dia bisa chat dia tiap hari dan saling bertukar keluh kesah. Pasti seru sekali. Lamunan itu pecah tatkala Afin menyuruh Daru meminum minumannya.
Di tengah-tengah perbincangan mereka, terdengar suara mobil masuk rumah Afin. Dia berkata papanya datang, Entah karena Afin melihat Daru nervous atau bagaimana, Afin mengatakan pada Daru "Tenang tenang mas.. nggak usah takut" Afin berkata seperti itu dengan tawanya yang sangat khas yang membuat orang lain ikut tertawa jika mendengarnya. Padahal, saat itu sebenarnya Daru sudah sangat nyaman dan tidak nervous sama sekali. Begitu papanya masuk rumah, Daru langsung salim dan berkata "Saya Daru temennya Afin om". Yang langsung disambut beliau, "Iya mas bilang pacarnya Afin juga ga papa hahaha." Afin langsung menambahkan "Cuma temen beneran kok pa". JLEB.
Setelah dipersilahakan duduk lagi oleh papa Afin, Daru langsung duduk lalu papa Afin masuk ke dalam lagi. mereka melanjutkan obrolan sampai akhirnya ada pengganggu datang. Kucing. Binatang yang selama ini jadi senjata teman-teman Daru jika ingin menakut-nakutinya. Afin mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengusir kucing itu agar keluar. Tapi, kucing tersebut bersikukuh ingin bergabung dalam obrolan hangat mereka. Daru tiba-tiba langusng reflek ikut mengusir kucingnya dengan mengarahkan kakinya pada si kucing ke arah keluar. Tapi, kucing tersebut teguh pada pendriannya tidak mau keluar dan Daru pun mulai khawatir kelihatan cemen karena takut kucing, Akhirnya dia meangkat kucing itu memakai tanganya terus dia taruh di luar. Ini pertama kalinya Daru mengangkat kucing. Bahkan sebenarnya dia tidak tahu bagaimana caranya, hanya saja dia pernah beberapa kali melihat Akmal mengangkat kucing dan akhirnya dia tiru cara mengangkatnya. Akhirnya kucing itu menurut dan tidak ingin masuk lagi, tahu bahwa Daru memohon-mohon pada kucing untuk tidak merusak harinya. Daru dan Afin kemudian masuk lagi ke rumah dan duduk dengan tenang tanpa gangguan kucing lagi.
Afin menyuruh Daru mencuci tangan terlebih dahulu yang ternyata dibarengi dengan suara kumandang Adzan isya'. Daru mengatakan kepada Afin kalau dia sekalian mau pamit. Daru tidak ingin memberi kesan buruk dengan berlama-lama hingga malam di pertemuan pertamanya dengan Afin. Tapi begitu Daru bilang dia sekalian pamit, hujan turun dan papa Afin bilang nanti saja kalau sudah reda. Ditambah Afin yang mengatakan hal yang sama yang membuat Daru mengurungkan niat pulang. Sebenarnya dalam hati senang sekali, tapi ekspresi yang Daru tunjukkan tidak enak hati. Karena sudah malam hehehhe.
Mereka melanjutkan perbincangan hingga ngalor ngidul dan tidak selesai-selesai. Sungguh malam itu adalah malam yang super seru. Bayangkan saja kamu berada di rumah orang yang kamu sukai, dan kamu ngobrol hal-hal yang sangat seru dengannya. Mereka terus saling bertukar cerita dan tertawa akan banyak hal. Begitu Afin tertawa Daru ikut tertawa, begitu Daru tertawa Afin juga ikut tertawa. Hingga waktu menunjukkan pukul 20.00 dan hujan sudah reda. Daru berniat pulang begitu Afin selesai menceritakan pengalamannya tentang temannnya di kelas yang sempat kesurupan. sekitar 20:16 Daru mencek di jam rumah Afin. (yang kelebihan 10 menit). Daru izin pamit, namun sayang sekali lagi hujan datang dan Afin tidak mengizinkan Daru pulang. Kembali. Hati senang sekali, tapi ekspresi menunjukkan tidak enak di hati. Seneng pol asline iku atine Daru.
Setelah itu dengan tidak terduga Frilya menanyakan apa Daru menaruh hati kepada Afin. Daru katakan masa iya harus dijawab. Afin cepat-cepat mengoreksi pertanyaannya dan meminta maaf keceplosan bertanya hal yang privasi. Daru mengatakan tidak apa-apa. Lalu dia mengalihkan perbincangan dengan hal lain. Lagi-lagi mereka berbincang hingga lupa waktu sampai waktu di jam rumah Afin menunjukkan pukul 20:30 (yang artinya 20:20). Dari izin pulang (lagi) ke Afin, karena hujan juga sudah agak reda walau masih gerimis. Afin mengizinkan namun raut mukanya setengah hati, setelah ditambahi kata "padahal masih ada yang pingin tak omongin mas". Daru kembali duduk dan memaksa Afin melanjutkan ceritanya. "lho iya apa wes apa omongin Fin ayo gapapa"
Kemudian Afin bercerita tentang bagaimana ketika Daru berkata pada temannya bahwa Daru menyukai Afin dan akan menjadi the most persistence for her yang saat itu tidak sengaja Afin lewat dan mendengarnya. Dia juga berkata saat itukedua temannya Adel dan Sevilla masih menaruh rasa pada Daru sehingga Afin sungkan setengah mati. Mendengar cerita itu, Daru tidak ingin berharap terlalu tinggi karena dia tahu sangat mungkin Afin tidak merasakan apa yang dia rasakan. Setelah bercerita panjang lebar kembali yang tidak ada habis dan jedanya. Mereka sempat diam-diaman sejenak. Daru jadi berpikir bagaimana ya kesan Afin kepadanya. Lalu Daru memecah keheningan dengan berkata "Sudah terang hehehee" sambil menunjuk ke arah atas tanda sudah tidak hujan.. Afin melanjutkan "iya sudah terang hehe". Sebenarnya Daru ingin lebih lama lagi heheh jadi dia ulangi lagi "Sudah terang Fin." sambil tertawa. Afin jadi ikut tertawa juga dan melanjutkan omongan "iya mas sudah terang". Daru ulangi sekali lagi perkataannya hingga kami tertawa kembali. Akhirnya, setelah salim pada papa Afin, Daru benar-benar menginjakkan teras rumah Afin dan keluar pagarnya.
***
Kata orang, kita tinggal menunggu kata-kata "terima kasih untuk hari ini" setelah keluar atau bertemu dengan orang yang kita sukai. ting tung. seketika di perjalanan notifikasi line berbunyi dan Afin mengatakan
"Assalamu'alaikum mas Daru, mas makasi yaa oleh olehnya sama kotaknya ini 😄 aku suka banget. Buat sendiri mas? Oiya jangan lupa cuci tangan ya mas 😁"