Halo! Namaku Vicko. Saat menulis ini aku masih memakai kalung kuning KTM Mahasiswa PKN STAN semester 6 DIII Pajak. Sebelum membaca lebih jauh lagi, aku ingatkan jika judul di atas hanyalah clickbait. Aku tidak ingin memberikan tips lolos SKD/TKD PKN STAN atau tes CPNS lainnya. Aku hanya ingin menuliskan secuplik cerita pengalamanku beberapa kali mengikuti tes TKD dan sebentar lagi, tepatnya tanggal 15 Agustus 2018, aku akan menghadapi TKD.
TKD, apa susah? Jawabannya tentu relatif. 4x mengikuti try out TKD aku juga berhasil lolos 4x, tapi semuanya dengan nilai yang minim. Sebetulnya, soal-soal di TKD tidaklah sulit, hanya saja kita belum pernah tahu atau lupa akan materi yang pernah diajarkan saat kita SD, SMP, atau SMA. Jujur, aku tidak belajar seserius yang diceritakan kakak tingkatku yang sudah mengikuti TKD. Mas Zuddin contohnya, dia bercerita dalam sehari penuh dia belajar TKD selama 3 minggu sebelum TKD dilaksanakan. Pagi dia try out mandiri, siang-sore dia belajar materi TKD, dan malam dia try out lagi. Begitu seterusnya selama 3 minggu.
Sedangkan aku, aku hanya mengerjakan try out dan latihan soal saja. Jujur, materi TKD terlalu luas dan membuatku malas membaca materinya. Tapi, aku tetap akan berusaha semampuku untuk mempelajarinya setelah menulis posting ini. Aku juga jadi penasaran, sesusah dan semengerikan apasih TKD? Melihat salah satu story kakak tingkatku yang menjadi panitia pengawas SPMB PKN STAN, dia membagikan sebuah cerita pilu tentang anak yang sudah mendapatkan nilai TKD sebesar 377 tapi tidak lolos karena nilai TWK-nya 1 poin di bawah ambang batas. Mendengar itu aku ikut sedih. Semoga saja anak tersebut bernasib baik di universitas lain. Namun, aku juga percaya bahwa rezeki kita sudah diatur masing-masing oleh Allah SWT, yang tentunya kita juga harus berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkan yang terbaik.
Cerita lain datang dari Frilya, teman angkatanku yang dulu di BDK Bali dan juga sempat mengikuti TKD di tahunnya. Sebelum menceritakan TKD-nya, mari kita bahas dulu track record kepintaran Frilya ini. Dia adalah peraih peringkat 2 paralel seangkatan ketika SMP. Ketika SMA dia berhasil menembus kelas akselerasi dan hanya menghabiskan waktu 2 tahun di bangku SMA. Tidak hanya itu, saat di BDK Bali dia berhasil mendapat peringkat keenam saat semester ganjil. Sudah kelihatan betapa "pintar" dan "niat"nya dia kan? Tapi, cukup sedih mengetahui dia gagal tes TKD di percobaan pertama. Yang aku tahu, dia sempat down saat itu. Tapi, alhamdulillah di percobaan kedua dia berhasil dan saat ini sudah ditempatkan di instansi Bea Cukai.
Jadi, aku semakin bertanya-tanya apa sih yang membuat TKD begitu sulit? atau setidaknya apa sih yang membuat TKD bisa menggagalkan beberapa orang pintar yang aku kenal? Tapi, yang pasti kehokian juga dibutuhkan dalam TKD. Puluhan bahkan ratusan paket soal yang telah disiapkan BKN tentunya memiliki bobot yang tidak sama. Mungkin, ada beberapa soal yang kita sangat paham materinya. namun, ada beberapa soal juga yang kita sama sekali atau bahkan asing mendengarnya. Semoga saja ketika aku dan angkatanku nanti TKD berhasil mendapatkan soal sesuai kemampuan kita masing-masing dan lolos TKD serta menjadi punggawa Keuangan Negara 2018. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar