Selasa, 02 Oktober 2018
Malarindu – Senja Terakhir di Tanah Perantauan
Ambil Jatah - Kuliah di PKN STAN
Padahal jika kita tahu, ancaman drop out tidak semengerikan itu. Walaupun kita tidak pintar-pintar amat dan tidak rajin belajar-rajin belajar amat, selama kita rajin masuk kuliah dan mendengarkan dosen insya Allah kita aman dan tidak akan di drop out. Ya, memang sih terkadang ada temanku yang bernasib buruk. Entah mendapat dosen killer yang membuat dia di drop out atau terkena masalah sepele lain yang membuat dia harus pulang lebih cepat dari kampus Ali Wardhana ini.
Oh iya, jadi meluber ke mana-mana membahas tentang drop out ini. Jadi, intinya seperti judul. Dulu aku takut ambil jatah. Saat semester 1 aku tidak pernah tidak masuk dan absenku selalu penuh. Semua berubah saat masuk ke semester 2. Saat itu ada 1 Minggu yang libur selama 3 hari kerja. Jadinya, kuliah cuma masuk Senin dan Selasa. Alhasil, aku pertama kali ini mengambil jatah dan tidak masuk kuliah hari Senin dan Selasa (2 matkul saja). Setelah itu, aku jadi mulai berani memanfaatkan jatah ini. Normalnya, selama 1 semester kita boleh tidak masuk selama 3x per matkul. Jadi, hampir setiap semester aku memanfaatkan 1x jatah untuk pulang ke Malang.
MANDIRI FINANCIALLY
Aku sudah hampir mandiri financially ketika mulai kuliah di PKN STAN. Tidak benar-benar mandiri karena tiap bulan aku masih menerima uang sangu dari orang tua. Yang berbeda ketika ada biaya tambahan seperti membeli buku, iuran kemahasiswaan, iuran wisuda atau yang lain aku tidak pernah meminta orang tuaku. Teman-temanku yang terkadang juga meminta ganti atas tiket pulang pergi pun aku tidak memintanya.
Bahkan saat ketika pernah dalam beberapa bulan aku mendapat uang hasil usaha di atas 5 juta, aku rutin tiap bulan mengirimi uang ke orang tuaku 1 juta.
Tetapi, semua itu sepeti tidak berarti ketika orang tua mu berkata "Kamu gak pernah isiin bensin motor. Mama terus yang ngisi" dengan nada sinis wkwkkw
Astaghfirullah wwkwkwk Alhamdulillah
TEPAT WAKTU
Memang terkadang aku juga terlambat. Seperti kadang walaupun aku berusaha datang awal ketika kuliah, tetapi ketika aku tahu dosen jadwal kuliahku tersebut selalu terlambat kadang-kadang aku juga jadi ikut terlambat
Tapi, sesuatu yang membuat jengkel adalah ketika kita janjian tetapi orang yang berjanjian dengan kita terlambat. Benar-benar orang yang tidak bisa menghargai waktu sama sekali.
Sabtu, 29 September 2018
Bab III Penutup - Bitter Ending
Tapi, tidak kali ini. Ending dari cerita kuliah di PKN STAN ini tidak begitu manis. Lomba terakhir yang bisa aku ikuti bahkan hanya terhenti di peringkat ke-6 setelah berusaha mati-matian memperoleh poin di babak terakhir. Tetapi, akhirnya kalah juga. Begitu tahu tidak lolos, aku sedikit tidak percaya. Bagaimana sedihnya ketika hanya selisih 1 angka saja, 1 angka yang seharusnya jika di antara aku, Luhur, atau Darwan bisa benar maka kami akan lolos ke babak final.
Sedih. Tidak se-down saat kalah di final NEDC UM kemarin, namun sedih ini benar-benar membuat pikiran tidak enak dan melakukan segalanya dengan perasaan setengah hati. Tentu aku bisa menutupi kesedihan ini dan menganggap semua biasa saja. Toh ini sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. Rezeki tidak akan salah tempat, tidak akan salah sasaran, dan sudah diatur semuanya oleh Allah SWT. Pun takdir yang tidak aku inginkan ini, pasti juga telah melalui berbagai macam skenario. Walaupun kalimat "pengandaian" yang haram selalu terucap.
Andai saja aku belajar lebih giat sebelum lomba dimulai.
Andai saja soal Luhur yang seharusnya benar itu tidak dieliminasi.
Andai saja aku mendengarkan Darwan yang bercerita tentang Tax Amnesty.
Hal yang lebih menyedihkan adalah ketika aku tidak bisa membuktikan kepada dosen dan semua orang yang meremehkanku. Sampai kapanpun memang aku tidak akan bisa menjadi bagian dari mereka. Bagaimana perjuangan di menit-menit terakhir lomba benar-benar terasa, namun sia-sia karena masih ada selisih 1 soal dengan tim peringkat ke-6 yang lolos. 8 soal di babak terakhir dapat kami jawab dengan baik namun tidak cukup baik untuk mengejar peringkat ke-5.
Terlepas dari semua itu. Aku tetap bersyukur dan selalu bersyukur. Selalu percaya bahwa Allah selalu menakdirkan dan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Alhamdulillah terima kasih Ya Allah engkau meluluskan aku di PKN STAN ini dengan nilai yang cukup baik. Semoga aku bisa penempatan di tempat terbaik pula. Aamiin Ya Rabbal Alamin
Senin, 23 Juli 2018
Berhenti Instagram
Sudah lebih dari 3x24 jam aku berhenti main Instagram. Sebenarnya, sudah lama ide berhenti ini muncul. Aku merasa terlalu addict dan sering bermain Instagram. Tiap ada waktu senggang atau bosan melakukan sesuatu maka aku akan membuka Instagram dan menscroll layar dari atas ke bawah, memencet tiap-tiap story Instagram yg dibuat oleh orang yang aku ikuti. Kebiasaan ini berlangsung lama hingga seringkali aku lupa akan waktu dan hanya bisa menghabiskan waktu dengan hal yang kurang berguna seperti bermain Instagram. Positifnya, Instagram masih bisa dijadikan media promosi utamanya untuk usaha vixar stop motion dan vixer software ku. Selain itu, positifnya juga aku jadi bisa menghabiskan waktu sambil menunggu buka puasa hingga lupa waktu hehehe.
Awal aku berhenti Instagram tepat hari Kamis malam lalu. Saat itu, Daru tiba-tiba masuk kamar kosku dan dia bercerita betapa kagetnya dia TKD akan dimulai tanggal 15 Agustus yang mana kurang dari 1 bulan sejak Kamis lalu. Kemudian dia bercerita ketika mengetahui hal itu, dia sedang berada di kelas kuliah malam. Dia mencoba menyemangati dan memotivasi dirinya "Daru bisa.. Daru bisa.. Daru bisa.." begitu katanya. Dia pun berinisiatif langsung membuka ponselnya dan menguninstal Instagram dari ponselnya itu.
Beberapa saat kemudian setelah Daru pergi dari kamarku, aku mulai mensign out akun Instagram ku dan bertekad untuk tidak juga bermain Instagram. Dari 10 akun (kebanyakan akun OA dan jualan) yang aku login, aku hanya menyisakan aku vixar stop motion yang aku masih log in untuk promosi tentunya. 1 hari berjalan, besoknya ternyata aku terkadang masih reflek membuka Instagram dari vixarstopmotion itu. Jadilah aku memutuskan untuk mensign out akun vixarstopmotion juga. Sekarang setiap kali aku reflek membuka aplikasi Instagram, tidak ada akun yang log in dan aku langsung ingat bahwa aku sedang dalam masa berhenti main Instagram.
Sampai kapan? Tidak tahu. Daru ketika kutanyai dia menjawab baru akan menginstal Instagram lagi setelah UAS semester terakhir ini yang berarti adalah awal September. Niat awalku akan bermain Instagram lagi ketika selesai ujian TKD. Namun, who knows. Siapa tahu aku bisa menunda instal Instagram untuk waktu yang lebih lama lagi. Tapi, yang pasti aku sudah bertekad tidak akan bermain Instagram sebelum waktu TKD selesai. Mungkin aku akan beberapa kali membuka vixarstopmotion untuk promosi saja. Tidak ada maksud lain. Setelah post beberapa video dan foto aku akan langsung sign out lagi.
Ini merupakan hal baru dan tantangan bagiku. Saat SMP kelas 7, aku pernah tidak membuka sosial media sama sekali selama 1 bulan lebih. Hal itu bukan karena kesengajaan. Tapi, lebih karena pada saat itu laptop satu-satunya di rumahku rusak dan aku tidak bisa lagi menggunakannya untuk browsing Facebook yang kali itu sedang booming-boomingnya. Saat itu, setelah 1 bulan lebih aku tidak bersosial media, aku sungguh-sungguh produktif dan karena tidak ada kerjaan lain akhirnya aku belajar. Mungkin itu yang membuatku berprestasi hingga SMA.
Semoga dengan berhentinya aku bermain Instagram ini, aku juga merasa gabut dan akhirnya belajar TKD dan materi lain. Aamiin. Doakan saya dan teman-teman saya lulus TKD dan wisuda tahun ini ya? Terima kasih readers. Aamiin
Pertemuan Pertama dengan Ina Mangunkusumonya Daru
"Assalamu'alaikum mas Daru, mas makasi yaa oleh olehnya sama kotaknya ini 😄 aku suka banget. Buat sendiri mas? Oiya jangan lupa cuci tangan ya mas 😁"
Minggu, 22 Juli 2018
Tips Lolos SKD / TKD PKN STAN
TKD, apa susah? Jawabannya tentu relatif. 4x mengikuti try out TKD aku juga berhasil lolos 4x, tapi semuanya dengan nilai yang minim. Sebetulnya, soal-soal di TKD tidaklah sulit, hanya saja kita belum pernah tahu atau lupa akan materi yang pernah diajarkan saat kita SD, SMP, atau SMA. Jujur, aku tidak belajar seserius yang diceritakan kakak tingkatku yang sudah mengikuti TKD. Mas Zuddin contohnya, dia bercerita dalam sehari penuh dia belajar TKD selama 3 minggu sebelum TKD dilaksanakan. Pagi dia try out mandiri, siang-sore dia belajar materi TKD, dan malam dia try out lagi. Begitu seterusnya selama 3 minggu.
Sedangkan aku, aku hanya mengerjakan try out dan latihan soal saja. Jujur, materi TKD terlalu luas dan membuatku malas membaca materinya. Tapi, aku tetap akan berusaha semampuku untuk mempelajarinya setelah menulis posting ini. Aku juga jadi penasaran, sesusah dan semengerikan apasih TKD? Melihat salah satu story kakak tingkatku yang menjadi panitia pengawas SPMB PKN STAN, dia membagikan sebuah cerita pilu tentang anak yang sudah mendapatkan nilai TKD sebesar 377 tapi tidak lolos karena nilai TWK-nya 1 poin di bawah ambang batas. Mendengar itu aku ikut sedih. Semoga saja anak tersebut bernasib baik di universitas lain. Namun, aku juga percaya bahwa rezeki kita sudah diatur masing-masing oleh Allah SWT, yang tentunya kita juga harus berusaha dan berikhtiar untuk mendapatkan yang terbaik.
Cerita lain datang dari Frilya, teman angkatanku yang dulu di BDK Bali dan juga sempat mengikuti TKD di tahunnya. Sebelum menceritakan TKD-nya, mari kita bahas dulu track record kepintaran Frilya ini. Dia adalah peraih peringkat 2 paralel seangkatan ketika SMP. Ketika SMA dia berhasil menembus kelas akselerasi dan hanya menghabiskan waktu 2 tahun di bangku SMA. Tidak hanya itu, saat di BDK Bali dia berhasil mendapat peringkat keenam saat semester ganjil. Sudah kelihatan betapa "pintar" dan "niat"nya dia kan? Tapi, cukup sedih mengetahui dia gagal tes TKD di percobaan pertama. Yang aku tahu, dia sempat down saat itu. Tapi, alhamdulillah di percobaan kedua dia berhasil dan saat ini sudah ditempatkan di instansi Bea Cukai.
Jadi, aku semakin bertanya-tanya apa sih yang membuat TKD begitu sulit? atau setidaknya apa sih yang membuat TKD bisa menggagalkan beberapa orang pintar yang aku kenal? Tapi, yang pasti kehokian juga dibutuhkan dalam TKD. Puluhan bahkan ratusan paket soal yang telah disiapkan BKN tentunya memiliki bobot yang tidak sama. Mungkin, ada beberapa soal yang kita sangat paham materinya. namun, ada beberapa soal juga yang kita sama sekali atau bahkan asing mendengarnya. Semoga saja ketika aku dan angkatanku nanti TKD berhasil mendapatkan soal sesuai kemampuan kita masing-masing dan lolos TKD serta menjadi punggawa Keuangan Negara 2018. Aamiin.
Here I go
Feeling so nostalgic.
Di tengah malam hari. Memutar lagu memulai kembali. Rasanya seperti ada di Bali atau di sebuah pantai yg takkan rela meninggalkan pantai itu karena keindahan sunset ya. Seketika semua memori terpanggil kembali. Satu per satu kenangan muncul. Dan baru tersadar juga, kesempatan berada 1 kosan dengan teman-temanku hanya tinggal beberapa Minggu. Mungkin tidak ada 1 bulan. Teman-teman seperjuangan yang mayoritas 3 tahun bersamaku. 1 kos. Rasanya akan benar-benar homesick dan tak akan ingin berpisah dengan teman-temanku.
Aku jadi baru tersadar juga banyak sekali keputusan yang aku salah ambil. Tentu saja, tidak ada penyesalan (ada ding dikit). Tapi, semua keputusan salah itu membuatku menjadi aku hari ini. Vicko dengan segala mimpi-mimpinya yang tak terwujud.
Satu per satu memori kembali muncul.
Kenangan bersama teman-teman lama pun ikut muncul. Kata orang, kangen itu datangnya gantian. Dan mungkin kangen itu sedang mampir dalam benakku. Sungguh kangen dengan semua temanku. Teman masa kecil hingga teman sekarang yang satu per satu perlahan menghilang
Satu per satu memori kembali muncul
Kenangan pertama kali melangkahkan kaki di rumahnya kembali muncul. Bagaimana enggannya aku pulang saat pertama kali aku tiba di rimahnya. Tentu semua kenangan itu tidak bisa diubah. Lagi-lagi kenanga. Itu membuat aku menjadi aku yang hari ini.
Satu per satu kenangan kembali muncul.
But, as the people always say, life goes on.
Future here I go.
Jumat, 20 Juli 2018
Pengalaman Berada di Maharema PKN STAN
6 bulan setelah berada di Maharema, diadakan sebuah pertandingan futsal antar organda. Ini adalah kiprah pertamaku dan aku berhasil mencetak 4 gol dan 4 assist dalam 4 pertandingan. Sayangnya, kami tidak berhasil lolos. Namun, aku selalu menjadi pilihan utama karena aku masih fresh, masih bekas sering latiha futsal 3x seminggu dari Foosil Bhawikarsu. Turnamen futsal berikutnya ada di manguni liga futsal nusantara dan aku berhasil menyumbang 5 gol dari 3 pertandingan. Sayangnya, Maharema kembali gagal melaju ke babak 8 besar.
Momen terbaik tentunya saat M-try out dan Makrab yang merupakan satu rangkaian. 2 acara ini menjadi penyatu bagi tiap angkatan dan tiap anggota Maharema. Aku pun sangat ingin kembali ke masa-masa itu. Masa-masa di mana kami benar-benar merasa kompak. Karena, jujur aku sedikit kecewa dengan Maharema angkatan bawahku yang tidak respect sama sekali ke kakak tingkat. Penurunan kualitas juga kentara ditandai tidak adanya Futsal rutin, tidak adanya M-futsal, dan makrab hanya mengundang 2 angkatan saja. sedangkan, angkatanku tidak diundang. Benar-benar amburadul menurutku. Entahlah perasaanku campur aduk antara nostalgic dan geram dengan Maharema. Ketika aku mengingat momenku tingkat 1 aku sangat ingin kembali ke masa-masa Maharema itu. Tapi, ketika aku mengingat momen saat ini, saat penurunan kualitas ini aku benar-benar geram.
Pesan untuk Maharema
Dulu, saat saya pertama tiba di Bintaro dan menjadi bagian dari Maharema PKN STAN, tentunua sangat bahagia. Saya merasakan kedekatan dengan angkatan tingkat 2 (mas zuddin dkk). Saya merasa nyaman berada di Maharema. Momen-momen terbaik saya adalah saat makrab dan saat m-try out. Saya benar-benar totalitas dalam membantu acara besar ini. Namun, saya tidak merasa adanya kedekatan dengan tingkat 3. Saya bertekad, jika nanti tingkat 3 saya akan aktif di Maharema. Tapi, ternyata setelah tingkat 3 kalian akan benar-benar mager ngapa-ngapain dan tidak aktif kegiatan apapun. jangan sampe ya.
(to be continued tulisannya)
Kamis, 19 Juli 2018
Hidup sebagai anak kecil
Saat aku pindah ke daerah Singosari, awalnya teman bermainku juga adalah teman bermain masku. Aku bahkan pernah menghabiskan waktu hampir 12 jam di rumah teman masku yang membuat kami dikunci dan tidak diperbolehkan masuk rumah lagi. Keseharianku dihabiskan dengan bermain bersama teman-teman masku. Saat aku mulai bersekolah, aku baru mendapatkan teman-teman yang bisa diajak bermain tiap harinya. Entah bermain sepak bola, bermain PS, dan lainnya.
Tapi, aku rasa pertemanan anak kecil dan masa kini sungguh berbeda. Dulu ketika berteman kita tidak banyak memilih-milih. Kita berteman dengan siapapun yang ada di situ. Saat ini pertemanan terkesan terkotak-kotakan. Dulu ketika berteman aku bisa berteman dengan siapapun tanpa sungkan ketika join nongkron. Sekarang, aku hanya bisa nongkrong dengan teman-teman kos atau teman-teman kelasku saja. Itu pun sangat jarang sekali. Aku rasa banyak sekali perbedaannya. Hidup sebagai anak kecil jauh lebih menyenangkan karena tidak ada pertemanan palsu dan kami tidak memikirkan banyak hal. Apa yang kita pikirkan, ya itu yang kita lakukan.
Rabu, 18 Juli 2018
Liburan ke Bandung 3 hari 2 Malam
Jeda waktu kuliah di antara dies natalis PKN STAN, aku menghabiskan waktu liburan selama 3 hari di Bandung bersama Akmal (partner ke Singapore-Malaysia), Daru (teman kamar sebelah, Dwi dan Bahy (yang juga 3 tahun 1 kos denganku). Kami sudah merencanakan hal ini dan bahkan membuat itenary seminggu sebelumnya. Sebenarnya, aku sudah pernah ke Bandung di tahun 2010 saat masih SMP. Tapi saat itu aku pergi ke mana pun bersama temanku dan tentunya dia yg membayari hehehe. Jadi, saat itu aku ikut saja dia mau pergi ke mana saja. Dan aku juga tidak memikirkan budget. Berbeda dengan sekarang di saat kami semua tidak memiliki kerabat yang bisa diinapi dan channel yang bisa digunakan untuk membayar murah tiket masuk (karena saat di tahun 2010, seringkali aku masuk wisata gratis atau membayar setengah karena temanku adalah anak komandan).
Malam Selasa tanggal 20 Juli tahun 2018, aku dan teman-temanku pergi ke apartemen Akmal yang berjarak sekitar 3km dari kampus STAN di accent apartment. Kami berencana menginap di sana dan menghabiskan waktu hingga pagi hari kami berangkat. Setibanya kami di parkiran accent dengan mengendarai motor, kami tidak langsung pergi ke apartemen Akmal. Kami terlebih dahulu menaruh beberapa barang di mobil agar besok tidak terburu-buru. Nahas memang. Saat teman-temanku sudah menaruh barang beranjak pergi, aku menemukan bahwa ban belakang mobil Akmal bocor. Ternyata ada mur segede gaban yang menancap di ban mobil Akmal. Akmal sempat panik dan menelepon ayahnya. Atas saran Daru, Akmal menggunakan jasa go-auto untuk penggantian mobil serep.
Sembari menunggu go-auto datang, aku dan teman-temanku pergi ke apartemen Akmal dan menonton film bersama. Sekitar 1 jam kemudian orang go-auto datang dan Akmal, aku serta Daru turun ke bawah ke parkiran tempat mobil Akmal berada. Tidak kurang dari setengah jam semuanya beres. Bahkan ternyata go-auto juga bisa menambal ban mobil. Mantaaappp. Akhirnya kami tidur dan beristirahat untuk hari besar besok.
Hari pertama.
Pagi sekali pukul 4.00 kami sudah bangun dan ada yang sedang makan, mandi, serta sholat. Baru jam 5.30 kami benar-benar siap berangkat. Bandung here we go! Selama perjalanan Daru menjadi navigator Akmal melalui google mapsnya. Baru keesokan harinya kami bergantian menjadi navigator pada Akmal. Tujuan pertama kami adalah kawah putih. Begitu tiba, kami harus parkir di tempat yang telah disediakan dan membayar sejumlah 35.000 per orang serta parkir 6.000 per mobil. Kesialan kecil kembali terjadi ketika aku lupa membawa baterai yang kemarin aku charge. Seketika aku tidak mood berfoto-foto. Jadinya sedikit sekali aku mengambil foto selama di Bandung ini. Kurang lebih hingga jam 12, kami menuju Ranca Upas destinasi berikutnya. Ternyata Ranca Upas tidak seperti yang ku bayangkan. Ku pikir benar-benar indah seperti ada di video klip jatuh hati nya Raisa. Ternyata Raisa menggunakan 2 tempat untuk pengambilan video klip, Baluran dan Ranca Upas. Dan sekarang ku pikir bagian indahnya ada di Baluran.
Uang tiket masuk 17.000 per orang cukup membuatku sedikit menyesal. Tapi tak apa. Aku dan teman-temanku tetap menikmati penangkaran rusa. Kapan lagi bisa selfie bareng rusa kan? Haha. Setelahnya aku dan teman-temanku ke situ Patenggang seharga 20.000 per orang + 5.000 per mobil untuk parkir. Kami hanya sejenak menikmati alam di situ Patenggang, sebelum kami menuju hotel kami di daerah Sukajadi.
Perjalanan menuju hotel Sukajadi kami isi dengan permainan ala skinnyfabs. Permainan 2 kata. Jadi, kami mengatakan 2 kata lalu jika ada yang tertawa maka akan diberikan hukuman dipukul kepalanya menggunakan botol kosong. Kata-kata lucu plesetan muncul seperti Ridwan Hamil (Ridwan Kamil), Daru Pribumi (Daru Primadi), Tyo prasejarah (Tyo Prasetyo), dan banyak kata lainnya yang juga lucu. Setelah 1 jam lebih akhirnya kami tiba di Sukajadi dan membeli go food untuk makan. Ayam geprek menjadi pilihan kami seharga 18.000 dan kualitasnya jauh sekali dengan geprek yang ada di Bintaro. Tapi, ini merupakan makanan termurah, jadi ya lumayanlah.
Malamnya kami menuju daerah Braga, Asia Afrika, dan makan di daerah Sudirman. Harga di sana sungguh tidak masuk akal, berbeda dengan di Malang atau Jogjakarta yang serba murah. Makanan di Bandung utamanya di Sudirman dipatok dengan harga yang cukup tinggi seperti batagor seharga 35.000 berisi 4 biji, pisang keju seharga 18.000, dan makanan lain yang juga mahal. Tetapi, ada juga makanan yang murah dan terjangkau. Di daerah Sudirman kami merasa minoritas karena banyak sekali orang beretnis Tionghoa di sana dan banyak gerai yang menjual makanan yang mengandung babi. Sepulangnya kami makan di daerah Braga, tongseng seharga 40.000. Lalu kami menuju hotel untuk beristirahat.
Hari kedua.
Di itenary kami menargetkan pukul 8.00 berangkat. Tapi, seperti biasa banyak temanku yang masih Bangkong dan akhirnya kami baru benar-benar berangkat pukul 10.00. destinasi pertama kami adalah tebing keraton jalan menuju ke sana sungguh sempit dan kecil. Setibanya di sana, ternyata kami diharuskan jalan sejauh 2km atau bisa juga naik ojek dengan harga 50.000 PP. Karena sudah siang dan kami sedang mager, kami memilih untuk sholat di musholla nya saja dan ngopi di Utara cafe dengan pemandangan yang menakjubkan.
Destinasi kedua kami adalah the lodge Maribaya. Perjalanan menuju ke sana berkelok-kelok dan banyak tanjakan tajam. Mobil Akmal sempat tidak kuat menanjak dan dia sedikit panik. Sesampainya di the lodge Maribaya, tempatnya sungguh indah dan menakjubkan. Tapi, sama seperti di Batu. Semua tempat "diuangkan". Di tiap spot foto rata-rata kami harus membayar senilai 20.000 dan kami memilih tidak membayar tiket spot foto sama sekali. Kami hanya menikmati alam seraya sesekali berfoto di tempat-tempat yang sejuk. Setelah sholat ashar kami sejenak menuju fairy garden yang merupakan satu kesatuan paket dengan the lodge Maribaya. Setelahnya kami pulang dan makan seblak jebred yang menurutku cukup enak. Kami juga menghabiskan waktu di surabi serta lalapan di daerah dekat kampus universitas Pasundan.
Hari ketiga
Hari terakhir. Teman-temanku batut bangun pukul 10.00. setelah mandi kami langsung menuju masjid Salman ITB untuk melaksanakan sholat Jumat. Setelahnya kami berwisata street food di sekitar masjid Salman, seperti yang ada di sekitar masjid jami' Malang. Harganya relatif murah dan rasanya juga enak. Aku sangat puas makan minum di situ. Setelah itu kami pulang ke Bintaro dan melanjutkan rutinitas seperti biasa. Terima kasih Bandung!
Minggu, 15 Juli 2018
PKN STAN RUNNING
Ku pikir lengkap sudah penderitaanku. Apalagi harga tiket yang sangat mahal, tiket kereta pun sudah habis. Hmmmm... benar-benar tidak diizinkan pulang. Tapi, setidaknya ada Daru, Bahy, Dwi, dan Akmal yang mengajakku liburan di Bandung selama 3 hari. Lumayan lah menjadi pengobat rasa rinduku ke Malang, karena suasana dan temperatur Bandung dan Malang hampir sama. PKN STAN RUNNING sendiri diadakan pada tanggal 15 Juli 2018. Seharusnya aku sangat bersemangat dalam mengikuti acara ini karena aku suka berlari. Tetapi, dengan staminaku yang sudah jauh berkurang aku bermalas-malasan dan berniat absen saja lalu pulang. Dwi menyemangatiku dan dia ingin mendapatkan juara di acara ini. Jadi lah aku semangat dalam berlari. Walaupun di akhir-akhir pelarian itu aku tersengal-sengal, tetapi aku cukup menikmatinya.
Setelah PKN STAN RUNNING aku memutuskan untuk absen dalam peringatan dies natalis, lalu sorenya aku mengikuti juga rangkaian kampus expo walaupun cuma sebentar. Setelah memakan mi yamin bakso, aku dan Daru serta teman-temanku yang lainnya memutuskan untuk kembali ke kos. Selamat ulang tahun yang ketiga PKN STAN!
Selasa, 10 Juli 2018
1 windu
Namun, sejak SMA dan terutama sejak kuliah di PKN STAN. Hobi menulisku benar-benar hilang. Entah mengapa. Semakin hari aku semakin malas menulis. Biasanya tulisan di blog-ku, ku bagi menjadi 2. 1 tulisan pribadi dan 1 tulisan yang layak dikonsumsi umum. Jiah... bahasanya "dikonsumsi umum", padahal reader aja ga ada hahaha.
Tapi, ketika malam ini aku tidak bisa tidur sama sekali karena mungkin tadi aku sudah cukup tidur. Aku kembali membaca postinganku di zaman dahulu yang sangat rajin sekali menulis. Setelah itu, aku jadi semangat lagi untuk menulis.
Ya, ku putuskan mulai besok aku akan menulis lagi!
Setelah 1 windu. I'm back honey!
Kamis, 14 Juni 2018
That Time
Nobody really knows -even the closest person I have in my life, nor my mom, my very best friend, my girlfriend- how I regret all of those memories why I stupidly gave up for something I really wanted before.
Such a moron.
Around here, however we don't look backwards for very long. We "Keep Moving Forward" opening up new doors, doing new things, because we're curious... And curiosity keeps leading us down new paths. -Meet The Robinson
Kamis, 03 Mei 2018
Envious
Aku pernah-dengan perasaan sedih-melihat teman-teman seperjuanganku dipanggil Villa 2000 dan timnas dari surat kabar, setelah kami sempat berjuang bersama mendapat juara 2 turnamen antar SSB se-malang raya
Aku pernah-dengan perasaan sedih-melihat teman-teman seperjuanganku berjuang di OSN SMP dan SMA, setelah kami sempat berjuang bersama di siswa berprestasi dan mendapat juara 2 se-kabupaten Malang
Dan kali ini, sekali lagi, aku-dengan perasaan sedih-melihat teman-teman seperjuanganku berjuang di 4 lomba berbeda, setelah kami sempat berjuang bersama di lomba sebelumnya dan mendapat juara 2 di kompetisi pajak tersebut